Mayang dipaksa ayahnya berangkat ke Hong Kong sebagai tenaga kerja wanita di samping bertugas mencari adiknya, Sekar, yang tidak ada kabar beritanya setelah sekian lama menjadi buruh migran juga. Penuh dengan ketidaktahuan dan rasa takut ia belajar dan bekerja sekaligus bertahan hidup di keluarga yang bersikap baik terhadapnya. Di waktu-waktu lowong dan libur ia selalu mencari kabar tentang adiknya. Dari teman-teman dan dari Gandi, pegawai Kedutaan RI yang bertugas mengurusi buruh migran, juga dari Vincent, yang naksir Mayang, sedikit demi sedikit mulai terkuak keberadaan Sekar. Ternyata sang adik terjerat hutang dan tidak mampu membayar, hingga dia melakukan apa saja agar bisa mendapat uang untuk pembayar hutang dan bertahan hidup. Kesulitannya adalah Sekar “malu” untuk ditolong dan memilih bersembunyi dari kawan-kawannya yang biasa berumpul setiap Minggu pagi di taman Victoria Park. Jelujuran kisah utama ini dihiasi juga dengan penggambaran kehidupan para tenaga kerja wanita di Hong Kong dengan beragam masalah pribadi masing-masing: ditipu pacar, jeratan iming-iming kredit barang, lesbianisme dll.