Titi Handayani Rajo Bintang (lahir di Jakarta) adalah aktris dan musisi berkebangsaan Indonesia. Titi kecil adalah anak yang nakal dan kemudian pada saat remaja dia sangat menyukai bermainan drum. Orangtua menginginkan dia masuk ke bidang ekonomi tetapi ia tidak mau, sehingga ia memaksakan orangtuanya untuk pindah ke bidang musik. Awalnya mereka tidak mengizinkan, tetapi Titi berkata bahwa ia akan membayar uang kuliahnya sendiri. Setelah menyelesaikan pendidikan musiknya pada jurusan drum, ia tampil pada pagelaran Jakarta International Java Jazz Festival tahun 2009. Selain itu ia kemudian juga menjadi guru musik pada almamaternya.
Kariernya di dunia akting dimulai ketika ia bermain film Mereka Bilang, Saya Monyet! arahan sutradara Djenar Maesa Ayu yang tak lain adalah adik iparnya sendiri. Dalam film ini, ia mendapatkan Piala Citra kategori Aktris Terbaik di Festival Film Indonesia 2009. Bersama Aksan Sjuman, dia juga memenangkan kategori Tata Musik Terbaik untuk film King pada festival dan tahun yang sama. Di FFI 2010 ia mendapat nominasi Aktris Terbaik lewat film karya Lola Amaria, yang berkisah tentang TKI yang bekerja di Hong Kong berjudul Minggu Pagi di Victoria Park.
WP_Post Object
(
[ID] => 7450
[post_author] => 3
[post_date] => 2020-12-22 18:40:42
[post_date_gmt] => 2020-12-22 18:40:42
[post_content] =>
[post_title] => Rindu Purnama
[post_excerpt] =>
[post_status] => publish
[comment_status] => closed
[ping_status] => closed
[post_password] =>
[post_name] => rindu-purnama
[to_ping] =>
[pinged] =>
[post_modified] => 2020-12-22 18:42:31
[post_modified_gmt] => 2020-12-22 18:42:31
[post_content_filtered] =>
[post_parent] => 0
[guid] => https://arsip.festivalfilm.id/?post_type=film&p=7450
[menu_order] => 0
[post_type] => film
[post_mime_type] =>
[comment_count] => 0
[filter] => raw
)
-
2010
Nominasi Tata Musik Terbaik
Rindu Purnama
WP_Post Object
(
[ID] => 7562
[post_author] => 3
[post_date] => 2020-12-23 05:02:38
[post_date_gmt] => 2020-12-23 05:02:38
[post_content] => Mayang dipaksa ayahnya berangkat ke Hong Kong sebagai tenaga kerja wanita di samping bertugas mencari adiknya, Sekar, yang tidak ada kabar beritanya setelah sekian lama menjadi buruh migran juga. Penuh dengan ketidaktahuan dan rasa takut ia belajar dan bekerja sekaligus bertahan hidup di keluarga yang bersikap baik terhadapnya. Di waktu-waktu lowong dan libur ia selalu mencari kabar tentang adiknya. Dari teman-teman dan dari Gandi, pegawai Kedutaan RI yang bertugas mengurusi buruh migran, juga dari Vincent, yang naksir Mayang, sedikit demi sedikit mulai terkuak keberadaan Sekar. Ternyata sang adik terjerat hutang dan tidak mampu membayar, hingga dia melakukan apa saja agar bisa mendapat uang untuk pembayar hutang dan bertahan hidup. Kesulitannya adalah Sekar “malu” untuk ditolong dan memilih bersembunyi dari kawan-kawannya yang biasa berumpul setiap Minggu pagi di taman Victoria Park. Jelujuran kisah utama ini dihiasi juga dengan penggambaran kehidupan para tenaga kerja wanita di Hong Kong dengan beragam masalah pribadi masing-masing: ditipu pacar, jeratan iming-iming kredit barang, lesbianisme dll.
[post_title] => Minggu Pagi di Victoria Park
[post_excerpt] =>
[post_status] => publish
[comment_status] => closed
[ping_status] => closed
[post_password] =>
[post_name] => minggu-pagi-di-victoria-park
[to_ping] =>
[pinged] =>
[post_modified] => 2020-12-23 05:02:38
[post_modified_gmt] => 2020-12-23 05:02:38
[post_content_filtered] =>
[post_parent] => 0
[guid] => https://arsip.festivalfilm.id/?post_type=film&p=7562
[menu_order] => 0
[post_type] => film
[post_mime_type] =>
[comment_count] => 0
[filter] => raw
)
-
2010
Nominasi Pemeran Utama Wanita Terbaik
Minggu Pagi di Victoria Park