Martin, mahasiswa film di Jakarta, pulang ke Sumba karena panggilan keluarga untuk melaksanakan keinginan almarhum ayahnya yang mewariskan sebuah kartrij film 16 mm yang belum terekspos. Film itu harus ditayangkan untuk penduduk Sumba. Ia mulai dengan mencari informasi cara dan bahan-bahan untuk “mencuci” film itu lewat internet. Lalu ia mencari bahan-bahan langka di zaman digital ini. Perjalanan ini mempertemukan Martin dengan Ana, yang menanti kabar suaminya yang bekerja di luar negeri. Sebuah perjalanan yang mengungkap tentang Sumba, adatnya, film, dan dirinya.