Pingkan, dosen muda Sastra Jepang Universitas Indonesia, mendapat kesempatan belajar ke Jepang selama dua tahun. Sarwono nelangsa mendengar kabar ditinggal Pingkan. Sarwono ditugaskan Kaprodinya untuk presentasi kerjasama ke Universitas Sam Ratulangi Manado. Sarwono membawa Pingkan sebagai guide-nya selama di Manado. Pingkan bertemu keluarga besar almarhum ayahnya. Ia mulai dipojokkan oleh pertanyaan tentang hubungannya dengan Sarwono: perbedaan yang di mata mereka sangat besar. Bukannya Pingkan dan Sarwono tidak menyadarinya, namun mereka sudah terlanjur nyaman menetap bertahun-tahun di dalam ruangan kedap suara bernama kasih sayang.