Mada memberontak kepada Tuhan, karena sudah merenggut ibunya. Ia juga kehilangan cinta yang membuatnya patah hati. Ia marah pada kenyataan, kemudian memutuskan untuk menjadi backpacker dan hidup bebas. Bahkan ia juga meninggalkan Tuhan, keluarga, dan Sahabatnya. Pada dunia luar yang bebas, Mada menemukan kebahagiaan ragawi, tetapi merasa kosong secara rohani.
Di saat yang penuh kerapuhan inilah, tangan Tuhan mengajaknya untuk kembali melalui serangkaian peristiwa. Berkelana dari satu negara ke negara lainnya, menyingkap kesadaran demi kesadaran, Mada sadar ternyata Tuhan sebenarnya mencintai dan selalu menjaganya dengan aturan yang sempurna. Tuhan selalu mendekapnya.