WP_Post Object
(
[ID] => 7328
[post_author] => 3
[post_date] => 2020-12-22 14:51:26
[post_date_gmt] => 2020-12-22 14:51:26
[post_content] => Setelah meninggalnya istri tercinta, Hasyim, mantan sukarelawan Konfrontasi Indonesia Malaysia tahun 1965, memutuskan tidak menikah. Ia tinggal bersama anak laki-laki satu-satunya yang juga menduda, dan dua cucunya: Salman dan Salina. Hidup di perbatasan Indonesia dan Malaysia merupakan persoalan tersendiri bagi mereka, karena keterbelakangan pembangunan dan ekonomi.
Astuti, guru sekolah dasar di kota, datang tanpa direncanakan. Ia mengajar di sekolah yang hampir rubuh karena setahun tidak berfungsi. Tak lama berselang datang pula dr. Anwar, dokter muda yang datang karena tidak mampu bersaing sebagai dokter profesional di kota.
Haris mencoba membujuk ayahnya untuk pindah ke Malaysia dengan alasan di sana lebih menjanjikan secara ekonomi dibandingkan tetap tinggal di wilayah Indonesia. Hasyim bersikeras tidak mau pindah. Baginya kesetiaan pada bangsa adalah harga mati.
Persoalan semakin meruncing ketika Hasyim tahu bahwa Haris ternyata sudah menikah dengan perempuan Malaysia dan bermaksud mengajak Salman dan Salina. Salman yang dekat dengan sang kakek memilih tetap tinggal di Indonesia.
Hasyim sakit. Dr Anwar berusaha memberikan perawatan dan obat yang lebih rutin. Namun, keterbatasan sarana dan obat, membuat kondisi Hasyim memburuk. Dr Anwar memutuskan untuk membawa Hasyim ke rumah sakit kota. Dengan uang hasil kerja Salman, Hasyim dibawa pakai perahu. Mereka berangkat ditemani oleh Astuti dan dr. Anwar. Di tengah perjalanan nyawa Hasyim tidak tertolong. Ia meninggal bersamaan dengan pekik dan sorak sorai Haris atas kemenangan kesebelasan Malaysia atas Indonesia.
[post_title] => Tanah Surga... Katanya
[post_excerpt] =>
[post_status] => publish
[comment_status] => closed
[ping_status] => closed
[post_password] =>
[post_name] => tanah-surga-katanya
[to_ping] =>
[pinged] =>
[post_modified] => 2020-12-22 17:41:45
[post_modified_gmt] => 2020-12-22 17:41:45
[post_content_filtered] =>
[post_parent] => 0
[guid] => https://arsip.festivalfilm.id/?post_type=film&p=7328
[menu_order] => 0
[post_type] => film
[post_mime_type] =>
[comment_count] => 0
[filter] => raw
)
WP_Post Object
(
[ID] => 7434
[post_author] => 3
[post_date] => 2020-12-22 18:16:59
[post_date_gmt] => 2020-12-22 18:16:59
[post_content] => Tommy yang jadi rocker insyaf, kali ini akan menghadapi ‘fotocopy’ dirinya di masa muda. Yaitu seorang anak muda bernama Vino yang datang tiba-tiba dan mengaku sebagai anak biologisnya dari seorang grupie. Kejadiannya saat Tommy masih ada di puncak kejayaan bersama band The Boxis. Berbagai konflik yang penuh kejutan mewarnai hubungan Vino dengan Lintang dan Nikita yang tak lain adalah istri dan anak Tommy. Bukan hanya Vino yang bikin banyak ulah mengejutkan. Vino sendiri pun mendapat banyak fakta kejutan dari proses terbentuknya keluarga ini.
[post_title] => Masih Bukan Cinta Biasa
[post_excerpt] =>
[post_status] => publish
[comment_status] => closed
[ping_status] => closed
[post_password] =>
[post_name] => masih-bukan-cinta-biasa
[to_ping] =>
[pinged] =>
[post_modified] => 2020-12-22 18:16:59
[post_modified_gmt] => 2020-12-22 18:16:59
[post_content_filtered] =>
[post_parent] => 0
[guid] => https://arsip.festivalfilm.id/?post_type=film&p=7434
[menu_order] => 0
[post_type] => film
[post_mime_type] =>
[comment_count] => 0
[filter] => raw
)
WP_Post Object
(
[ID] => 7554
[post_author] => 3
[post_date] => 2020-12-23 04:45:44
[post_date_gmt] => 2020-12-23 04:45:44
[post_content] => Sejak lulus S1 manajemen, hampir 2 tahun Muluk belum mendapatkan pekerjaan, meskipun selalu gagal, ia tak pernah putus asa mencari kerja. Dalam sebuah kejadian, terjadi pertemuan antara Muluk dan seorang pencopet bernama Komet. Komet membawa Muluk menemui kelompok copet yang anggotanya adalah anak-anak dan ketuanya, Jarot. Dalam kelompok copet tersebut terbagi dalam tiga kelompok copet: copet mall, copet pasar, dan copet angkot.
Muluk yang memiliki latar belakang pendidikan manajemen pun menawarkan kerjasama untuk mengelola hasil kerja kelompok copet tersebut dan memberikan pendidikan kepada anak-anak anggota kelompok copet. Sebagai imbalannya, Muluk meminta 10 % dari hasil yang dikumpulkan kelompok copet. Setelah melalui perdebatan, Jarot menyetujui usulan Muluk. Dalam pelaksanaannya, Muluk kemudian meminta bantuan Samsul, sarjana pendidikan yang kerjanya main gaple di pos ronda, dan Pipit—sarjana D3 yang kerjanya mengadu keberuntungan dengan mengikuti program kuis di TV.
Kepada ayahnya, Pak Makbul, Muluk hanya menyatakan dirinya telah bekerja di bagian SDM. Dengan bangga, Pak Makbul menyampaikan berita tersebut ke Haji Sarbini, calon besannya. Pak Makbul, Haji Sarbini, juga Haji Rahmat, ayah Pipit, senang melihat anak-anak mereka sudah bekerja.
[post_title] => Alangkah Lucunya (Negeri Ini)
[post_excerpt] =>
[post_status] => publish
[comment_status] => closed
[ping_status] => closed
[post_password] =>
[post_name] => alangkah-lucunya-negeri-ini
[to_ping] =>
[pinged] =>
[post_modified] => 2020-12-23 04:45:44
[post_modified_gmt] => 2020-12-23 04:45:44
[post_content_filtered] =>
[post_parent] => 0
[guid] => https://arsip.festivalfilm.id/?post_type=film&p=7554
[menu_order] => 0
[post_type] => film
[post_mime_type] =>
[comment_count] => 0
[filter] => raw
)
WP_Post Object
(
[ID] => 7566
[post_author] => 3
[post_date] => 2020-12-23 05:09:41
[post_date_gmt] => 2020-12-23 05:09:41
[post_content] => Amanda, yang tengah sibuk mempersiapkan pernikahannya dengan Dodi 10 hari lagi, diselimuti rasa bimbang. Mantan pacarnya, Hari, kembali hadir dalam kehidupannya. Amanda dan Hari pernah membina hubungan selama delapan tahun sampai akhirnya putus tanpa sebab. Kenangan-kenangan bersama Hari muncul dengan banyaknya SMS, miscall dan kotak-kotak berisi memorabilia saat mereka masih pacaran. Karena Dodi sangat sibuk, ia meminta Amanda untuk segera menyelesaikan urusannya dengan Hari. Mulanya memang begitu niat Amanda, tapi kesibukkan Dodi justru membuka sela bagi Hari untuk kembali menumbuhkan benih-benih cinta Amanda. Ia dengan tulus membantu persiapan pernikahan Amanda dan Dody. Amanda mengalami dilema. Di satu sisi, Dodi begitu sibuk luar biasa sampai tidak bisa membantu Amanda dalam mempersiapkan pernikahannya, sementara Hari, memiliki banyak waktu dan benar-benar santai. Rasa nyaman bersama Hari membuat Amanda hanyut dalam kenangan.
[post_title] => Hari untuk Amanda
[post_excerpt] =>
[post_status] => publish
[comment_status] => closed
[ping_status] => closed
[post_password] =>
[post_name] => hari-untuk-amanda
[to_ping] =>
[pinged] =>
[post_modified] => 2020-12-23 05:09:41
[post_modified_gmt] => 2020-12-23 05:09:41
[post_content_filtered] =>
[post_parent] => 0
[guid] => https://arsip.festivalfilm.id/?post_type=film&p=7566
[menu_order] => 0
[post_type] => film
[post_mime_type] =>
[comment_count] => 0
[filter] => raw
)