Dapunta tinggal di Lahat, Sumatra Selatan, sebentar lagi lulus SMA dan harus menentukan masa depannya. Ibu Dapunta, sangat ingin agar Dapunta yang cerdas, melanjutkan pendidikannya ke jenjang kuliah, tapi sang ayah menentang. Ayahnya lebih menginginkan Dapunta yang dikenal sebagai Pengejar Angin, julukan bagi pelari tercepat di kampung itu, melanjutkan jejaknya sebagai pemimpin dari para Bajing Loncat (perampok truk) di kampung mereka.
Dapunta memutuskan untuk mengikuti kata hatinya. Ia memberanikan diri untuk mengatakannya kepada ayahnya bahwa Ia harus kuliah dengan cara apapun.Dibantu oleh Nyimas, cinta pertamanya, Pak Damar, guru muda yang melihat potensi Dapunta, dan juga Husni sahabatnya. Dapunta pun mulai mengejar mimpinya.
Kenyataan bahwa ia anak seorang bajing loncat membuat ia dibenci oleh teman sekolahnya. Ia juga harus berhadapan dengan Jusuf, rival sejatinya, yang juga sama cerdas dan berbakat.
Dapunta tidak menyerah, apalagi ketika Ferdy, teman lama Pak Damar yang juga pelatih lari nasional dari Jakarta melihat bakat Dapunta. Dapunta akhirnya menemukan jalan menuju mimpinya.