Gimba, 6 tahun, yang tinggal bersama ibunya di daerah terpencil di pegunungan Pipikoro, Sulawesi Selatan, mengikuti rutinitas kegiatan ibunya peladang dan petani kakao. Karena desa tersebut terisolasi, setiap orang yang sakit harus ditandu apabila ingin ke rumah sakit. Banyak dari mereka yang meninggal dalam perjalanan, termasuk ayah Gimba dan kemudian ibunya. Gimba tidak mau jauh dari ibunya. Ia kerap menyaksikan orang-orang ditandu. Ia juga sering bertemu seorang gadis kecil misterius ketika ibunya bekerja.