Film diawali dengan adegan drama yang tegang, seorang perempuan bernama Fisha mengajukan proposal tesis pascasarjana disalah satu kampus di Yogyakarta. Dia bisa tersenyum karena proposalnya diterima oleh dosen pemeriksa.
Setelah itu, dia mendapat tugas baru agar menghubungi seorang dosen pembimbing tesisnya bernama Fikri. Namun, tak mudah Fisha bisa bertemu langsung Fikri. Pasalnya, dosen pembimbing itu tingga di Jakarta.
Fisha pakai segala cara agar bisa menghubungi Fikri. Pada akhirnya, Fikri membalas surat elektronik Fisha dan meminta bertemu di Jakarta. Fisha pun langsung berangkat ke Jakarta dari Jogja menggunakan kereta api.
Sesampainya di kantor Fikri, Fisha langung mengagumi desain ruangan kantor Fikri yang tidak ada kursi dan meja. Yang tampak mencolok hanya sajadah yang tergelar menghadap kiblat.
Perbincangan selesai, Fisha langsung bertolak kembali ke Jogja. Namun, alangkah terkejut saat ada surat dari teman kecilnya, Hamzah yang mengajaknya menikah. Fisha pun labil karena selama ini Hamzah sudah seperti kakaknya.
Di saat Fisha bimbang dengan lamaran Hamzah, dosen pembimbing tiba-tiba datang ke Jogja dan menemui keluarga Fisha untuk bicara pernikahan. Meski intesitas pertemuan tak sampai satu hari, mereka pun akhirnya menikah di Jakarta.
Konflik mulai muncul setelah mereka menikah. Hubungan Fisha dengan ibunda Fikri, Halimah, kurang harmonis. Masalahnya Halimah sudah lama ingin menjodohkan Fikri dengan perempuan pilihannya, Riri, anak sahabat almarhum suaminya.
Apalagi bahtera rumah tangga Fisha juga menghadapi cobaan. Dia alami keguguran dua kali hingga tak jua mendapatkan seorang anak. Tentu sedih dan terpukul, apalagi suami Fisha diminta mertuanya untuk menceraikannya.