WP_Post Object
(
[ID] => 1531
[post_author] => 3
[post_date] => 2020-08-29 10:28:36
[post_date_gmt] => 2020-08-29 10:28:36
[post_content] => Vina (Maizura), seorang remaja SMA yang berasal dari sebuah kota kecil di Jawa Barat, baru saja pindah ke SMA Negeri bergengsi di ibu kota Jakarta. Pada hari pertama di sekolah, Vina ditertawakan karena logat bicaranya dan juga diintimidasi oleh seorang siswa cowok. Beruntung, Vina ditolong dan dibantu beradaptasi oleh empat cewek dan seorang cowok yang disegani di sekolah. Ada Kris (Sheryl Sheinafia) sang pemimpin, Jessica (Agatha Pricilla) yang lucu dan terobsesi pada kecantikan, Gina (Zulfa Maharani) yang pemberani dan anak terkaya di grup, Suci (Lutesha) yang cantik dan misterius, serta Jojo (Baskara Mahendra) satu-satunya cowok dalam pertemanan mereka. Vina dengan cepat menjadi bagian dari geng mereka, yang lalu dikenal dengan nama GENG BEBAS. Kebersamaan mereka terusik saat terjadi peristiwa tragis yang menyebabkan keenam sahabat ini harus dipisahkan.
Semua kejadian di masa remaja ini terungkap ketika Vina dewasa (Marsha Timothy) bertemu kembali tanpa disengaja dengan Kris dewasa (Susan Bachtiar) di rumah sakit. Kris yang hidupnya divonis tidak akan lama lagi meminta Vina untuk mengumpulkan kembali Geng Bebas agar ia bisa bertemu semuanya untuk terakhir kali. Perjalanan Vina mencari kembali satu persatu sahabatnya, Jessica (Indy Barends), Jojo (Baim Wong), Gina (Widi Mulia), dan Suci yang misterius, mengantar kita ke kisah masa remaja Geng Bebas yang membuat mereka menyadari betapa kehidupan di masa dewasa telah membuat mereka lupa siapa mereka sebenarnya.
Sebuah kisah unik, lucu, dan mengharukan yang menggambarkan dua masa dalam satu film. Film BEBAS akan membawa kita pada nostalgia kisah cinta, patah hati, dan pertemanan yang abadi.
[post_title] => Bebas
[post_excerpt] =>
[post_status] => publish
[comment_status] => closed
[ping_status] => closed
[post_password] =>
[post_name] => bebas
[to_ping] =>
[pinged] =>
[post_modified] => 2020-08-30 12:44:12
[post_modified_gmt] => 2020-08-30 12:44:12
[post_content_filtered] =>
[post_parent] => 0
[guid] => https://arsip.festivalfilm.id/?post_type=film&p=1531
[menu_order] => 0
[post_type] => film
[post_mime_type] =>
[comment_count] => 0
[filter] => raw
)
WP_Post Object
(
[ID] => 1861
[post_author] => 3
[post_date] => 2020-08-30 10:06:09
[post_date_gmt] => 2020-08-30 10:06:09
[post_content] => Ahli wabah Aruna Rai yang juga pencinta makanan ditugasi oleh perusahaannya untuk menyelidiki kasus flu burung di beberapa tempat di Indonesia. Aruna pergi bersama temannya Bono, seorang koki profesional yang ingin menemukan resep kuliner Indonesia yang otentik bersama dengan Nadezhda, seorang kritikus kuliner yang ingin menulis sebuah buku. Mereka melawat Surabaya, Pamekasan (Jawa Timur), Pontianak, dan Singkawang (Kalimantan Barat) untuk melakukan penyelidikan kasus flu burung yang hanya dilakukan Aruna sekaligus juga berwisata kuliner. Di Surabaya, mereka bertemu mantan teman kantor Aruna bernama Farish—Aruna memiliki perasaan cinta terhadap Farish—yang juga menangani kasus flu burung.
Sepanjang perjalanan, Aruna merasakan sesuatu yang janggal dalam penyelidikan dan dipaksa untuk menghadapi keraguannya bersama dengan masalahnya yang belum terselesaikan terhadap Farish. Akhirnya, Aruna mengetahui bahwa kasus flu burung tersebut hanyalah akal-akalan pejabat pemerintahan yang ingin melakukan korupsi terhadap dana kesehatan. Aruna kemudian berjaya membongkar kejahatan para pejabat pemerintahan dan memecahkan permasalahannya dengan Farish.
[post_title] => Aruna & Lidahnya
[post_excerpt] =>
[post_status] => publish
[comment_status] => closed
[ping_status] => closed
[post_password] =>
[post_name] => aruna-dan-lidahnya
[to_ping] =>
[pinged] =>
[post_modified] => 2020-12-19 09:01:12
[post_modified_gmt] => 2020-12-19 09:01:12
[post_content_filtered] =>
[post_parent] => 0
[guid] => https://arsip.festivalfilm.id/?post_type=film&p=1861
[menu_order] => 0
[post_type] => film
[post_mime_type] =>
[comment_count] => 0
[filter] => raw
)
WP_Post Object
(
[ID] => 5117
[post_author] => 3
[post_date] => 2020-11-04 17:34:05
[post_date_gmt] => 2020-11-04 17:34:05
[post_content] => Setelah hampir tiga tahun bekerja di sebuah lembaga konservasi di wilayah Jambi, Butet Manurung telah menemukan hidup yang diinginkannya, mengajarkan baca tulis dan menghitung kepada anak-anak masyarakat suku anak dalam, yang dikenal sebagai Orang Rimba, yang tinggal di hulu sungai Makekal di hutan bukit Duabelas.
Hingga suatu hari Butet terserang demam malaria di tengah hutan, seorang anak tak dikenal datang menyelamatkannya. Nyungsang Bungo nama anak itu, berasal dari Hilir sungai Makekal, yang jaraknya sekitar 7 jam perjalanan untuk bisa mencapai hulu sungai, tempat Butet mengajar. Diam-diam Bungo telah lama memperhatikan Ibu guru Butet mengajar membaca. Ia membawa segulung kertas perjanjian yang telah di’cap jempol’ oleh kepala adatnya, sebuah surat persetujuan orang desa mengeksploitasi tanah adat mereka. Bungo ingin belajar membaca dengan Butet agar dapat membaca surat perjanjian itu.
Pertemuan dengan Bungo menyadarkan Butet untuk memperluas wilayah kerjanya ke arah hilir sungai Makekal. Namun keinginannya itu tidak mendapatkan restu baik dari tempatnya bekerja, maupun dari kelompok rombong Bungo yang masih percaya bahwa belajar baca tulis bias membawa malapetaka bagi mereka.
Namun melihat keteguhan hati Bungo dan kecerdasannya membuat Butet mencari segala cara agar ia bisa tetap mengajar Bungo, hingga malapetaka yang ditakuti oleh Kelompok Bungo betul-betul terjadi. Butet terpisahkan dari masyarakat Rimba yang dicintainya.
[post_title] => Sokola Rimba
[post_excerpt] =>
[post_status] => publish
[comment_status] => closed
[ping_status] => closed
[post_password] =>
[post_name] => sokola-rimba
[to_ping] =>
[pinged] =>
[post_modified] => 2020-11-04 17:38:13
[post_modified_gmt] => 2020-11-04 17:38:13
[post_content_filtered] =>
[post_parent] => 0
[guid] => https://arsip.festivalfilm.id/?post_type=film&p=5117
[menu_order] => 0
[post_type] => film
[post_mime_type] =>
[comment_count] => 0
[filter] => raw
)
WP_Post Object
(
[ID] => 7337
[post_author] => 3
[post_date] => 2020-12-22 15:06:32
[post_date_gmt] => 2020-12-22 15:06:32
[post_content] => Cahaya, gadis pesantren, pergi ke Jakarta untuk mencari bapaknya, Syaiful, yang meninggalkan rumah waktu Cahaya masih berusia empat tahun. Sesampainya di ibukota, Cahaya menemukan bahwa bapaknya jauh dari harapannya. Syaiful ternyata setiap malam bekerja sebagai waria dengan nama Ipuy. Mereka berdua pun berjalan menyusuri jalanan ibukota semalaman, mencoba menemukan kembali ikatan keluarga yang sudah lama hilang.
[post_title] => Lovely Man
[post_excerpt] =>
[post_status] => publish
[comment_status] => closed
[ping_status] => closed
[post_password] =>
[post_name] => lovely-man
[to_ping] =>
[pinged] =>
[post_modified] => 2020-12-22 15:06:32
[post_modified_gmt] => 2020-12-22 15:06:32
[post_content_filtered] =>
[post_parent] => 0
[guid] => https://arsip.festivalfilm.id/?post_type=film&p=7337
[menu_order] => 0
[post_type] => film
[post_mime_type] =>
[comment_count] => 0
[filter] => raw
)