Arsip Festival Film Indonesia

Tika Bravani

17 Februari 1990

Ratu Tika Bravani atau Tika Bravani merupakan seorang aktris berkebangsaan Indonesia. Seni peran mulai digeluti sejak di bangku SMP dan SMA dalam kegiatan ekskul teater sebelum akhirnya bermain film pertamanya yang berjudul Alangkah Lucunya (Negeri Ini) karya Deddy Mizwar. Tika telah meraih sejumlah penghargaan.

1 Piala 1 Nominasi

    WP_Post Object ( [ID] => 5114 [post_author] => 3 [post_date] => 2020-11-04 17:22:43 [post_date_gmt] => 2020-11-04 17:22:43 [post_content] => Lahir dengan nama Kusno, dan karena sering sakit diganti oleh ayahnya dengan nama Soekarno. Besar harapan anak kurus itu menjelma menjadi ksatria dalam pewayangan layaknya tokoh Adipati Karno. Harapan bapaknya terpenuhi, umur 24 tahun Sukarno berhasil mengguncang podium, berteriak: Kita Harus Merdeka Sekarang!!! Akibatnya, dia harus dipenjara. Dituduh menghasut dan memberontak. Tapi keberanian Sukarno tidak pernah padam. Pledoinya yang sangat terkenal, Indonesia Menggugat, mengantarkannya ke pembuangan di Ende, lalu ke Bengkulu.   Di Bengkulu, Sukarno istirahat sejenak dari politik. Hatinya tertambat pada gadis muda bernama Fatmawati. Padahal Sukarno masih menjadi suami Inggit Garnasih, perempuan yang lebih tua 12 tahun dan selalu menjadi perisai baginya ketika di penjara maupun dalam pengasingan. Kini, Inggit harus rela melihat sang suami jatuh cinta. Di tengah kemelut rumah tangganya, Jepang datang mengobarkan perang Asia Timur Raya. Berahi politik Soekarno kembali bergelora.   Hatta dan Sjahrir, rival politik Sukarno, mengingatkan bahwa Jepang tidak kalah bengisnya dibanding Belanda. Tapi Sukarno punya keyakinan, Jika kita cerdik, kita bisa memanfaatkan Jepang untuk meraih kemerdekaan. Hatta terpengaruh, tetapi Sjahrir tidak. Kelompok pemuda progresif pengikut Sjahrir bahkan mencemooh Sukarno-Hatta sebagai kolaborator. Keyakinan Sukarno tak goyah.   Sekarang, kemerdekaan Indonesia terwujud pada tanggal 17 Agustus 1945. Di atas kereta kuda, Haji Oemar Said (HOS) Cokroaminoto berwejang kepada Sukarno muda: Manusia itu sama misteriusnya dengan alam, tetapi jika kau bisa menggenggam hatinya, mereka akan mengikutimu. Kalimat ini selalu dipegang Sukarno sampai dia mewujudkan mimpinya: Indonesia Merdeka! [post_title] => Soekarno: Indonesia Merdeka [post_excerpt] => [post_status] => publish [comment_status] => closed [ping_status] => closed [post_password] => [post_name] => soekarno-indonesia-merdeka [to_ping] => [pinged] => [post_modified] => 2020-12-23 07:12:59 [post_modified_gmt] => 2020-12-23 07:12:59 [post_content_filtered] => [post_parent] => 0 [guid] => https://arsip.festivalfilm.id/?post_type=film&p=5114 [menu_order] => 0 [post_type] => film [post_mime_type] => [comment_count] => 0 [filter] => raw )
  • 2010 Pemenang Pemeran Pendukung Wanita Terbaik Soekarno: Indonesia Merdeka
  • WP_Post Object ( [ID] => 7554 [post_author] => 3 [post_date] => 2020-12-23 04:45:44 [post_date_gmt] => 2020-12-23 04:45:44 [post_content] => Sejak lulus S1 manajemen, hampir 2 tahun Muluk belum mendapatkan pekerjaan, meskipun selalu gagal, ia tak pernah putus asa mencari kerja. Dalam sebuah kejadian, terjadi pertemuan antara Muluk dan seorang pencopet bernama Komet. Komet membawa Muluk menemui kelompok copet yang anggotanya adalah anak-anak dan ketuanya, Jarot. Dalam kelompok copet tersebut terbagi dalam tiga kelompok copet: copet mall, copet pasar, dan copet angkot.   Muluk yang memiliki latar belakang pendidikan manajemen pun menawarkan kerjasama untuk mengelola hasil kerja kelompok copet tersebut dan memberikan pendidikan kepada anak-anak anggota kelompok copet. Sebagai imbalannya, Muluk meminta 10 % dari hasil yang dikumpulkan kelompok copet. Setelah melalui perdebatan, Jarot menyetujui usulan Muluk. Dalam pelaksanaannya, Muluk kemudian meminta bantuan Samsul, sarjana pendidikan yang kerjanya main gaple di pos ronda, dan Pipit—sarjana D3 yang kerjanya mengadu keberuntungan dengan mengikuti program kuis di TV.   Kepada ayahnya, Pak Makbul, Muluk hanya menyatakan dirinya telah bekerja di bagian SDM. Dengan bangga, Pak Makbul menyampaikan berita tersebut ke Haji Sarbini, calon besannya. Pak Makbul, Haji Sarbini, juga Haji Rahmat, ayah Pipit, senang melihat anak-anak mereka sudah bekerja. [post_title] => Alangkah Lucunya (Negeri Ini) [post_excerpt] => [post_status] => publish [comment_status] => closed [ping_status] => closed [post_password] => [post_name] => alangkah-lucunya-negeri-ini [to_ping] => [pinged] => [post_modified] => 2020-12-23 04:45:44 [post_modified_gmt] => 2020-12-23 04:45:44 [post_content_filtered] => [post_parent] => 0 [guid] => https://arsip.festivalfilm.id/?post_type=film&p=7554 [menu_order] => 0 [post_type] => film [post_mime_type] => [comment_count] => 0 [filter] => raw )
  • 2010 Nominasi Pemeran Utama Wanita Terbaik Alangkah Lucunya (Negeri Ini)