Arsip Festival Film Indonesia

Sim F

Tinggal di panti asuhan sejak usia 12 tahun, Sim F sempat menempuh sekolah kejuruan jurusan bangunan. Kala itu, ia hanya berpikir akan menjadi juru gambar atau mandor kontraktor. Pada 1994, ia kemudian sukses mendapatkan beasiswa di Fakultas Seni Rupa Institut Teknologi Bandung. Ketekukan mengantarkannya hingga berkecimpung di dunia perfilman. Kiprah perdananya sebagai sutradara adalah segmen “Kotak Coklat” pada film omnibus Sanubari Jakarta (2012) yang diputar terbatas. Tercatat, ia juga pernah sebagai co-produser film Mama Mama Jagoan (2018). Adapun Susi Susanti: Love All (2019) merupakan debut film panjang yang ditukangi Sim F.

1 Nominasi

    WP_Post Object ( [ID] => 6018 [post_author] => 3 [post_date] => 2020-12-05 11:14:33 [post_date_gmt] => 2020-12-05 11:14:33 [post_content] => Susi Susanti sudah jadi sensasi bulutangkis pada usia 14 tahun dan berkembang menjadi atlet paling dicintai di Indonesia. Di bawah bimbingan pelatihnya, Liang Chiu Sia dan didorong oleh janji kepada ayahnya, Susi berhasil mendapatkan pengakuan Internasional karena memenangkan medali emas Olimpiade pertama untuk Indonesia. Ketika terjadi gejolak ekonomi, Susi menggunakan kesempatan tersebut untuk menunjukkan bahwa kepahlawanan tidak diukur oleh tingginya kesuksesan seseorang, tetapi oleh kedalaman pengorbanan seseorang. [post_title] => Susi Susanti: Love All [post_excerpt] => [post_status] => publish [comment_status] => closed [ping_status] => closed [post_password] => [post_name] => susi-susanti-love-all [to_ping] => [pinged] => [post_modified] => 2020-12-05 11:26:45 [post_modified_gmt] => 2020-12-05 11:26:45 [post_content_filtered] => [post_parent] => 0 [guid] => https://arsip.festivalfilm.id/?post_type=film&p=6018 [menu_order] => 0 [post_type] => film [post_mime_type] => [comment_count] => 0 [filter] => raw )
  • 2020 Nominasi Sutradara Terbaik Susi Susanti: Love All