Perjalanan Sastha Sunu di perfilman nasional berawal di tahun 1997, sebagai asisten penyunting film Kuldesak (1997). Kemudian, ia bertanggungjawab sebagai asisten penyunting film Petualangan Sherina (1999). Sastha juga sempat beberapa kali mengerjakan sinetron dan film televisi, sekitar tahun 1999, ketika perfilman nasional belum seaktif sekarang. Ketika film-film nasional mulai menjamur pada tahun 2003, Sastha perlahan-lahan mengurangi kerjanya di televisi unuk berfokus pada film.
Sastha Sunu lima kali mendapat nominasi sebagai penyunting gambar terbaik di Festival Film Indonesia: 2004 untuk Eliana Eliana (2002) dan Mengejar Matahari (2004), 2005 untuk Gie (2004), 2007 untuk Merah Itu Cinta (2007), serta 2008 untuk 3 Doa 3 Cinta (2008).
WP_Post Object
(
[ID] => 5107
[post_author] => 3
[post_date] => 2020-11-04 17:10:35
[post_date_gmt] => 2020-11-04 17:10:35
[post_content] => Yan adalah seorang pejabat pemerintah yang lurus; Isterinya, Ratna adalah dosen filsafat di sebuah universitas terkemuka. Mereka berdua memiliki tiga anak yang sangat berbeda sifatnya satu sama lain.
Yang tertua, Firman, paling lemah, baru saja cerai dan dalam kondisi menganggur. Anak kedua, Satria, kontraktor muda, yang punya ambisi besar untuk mengembangkan bisnisnya. Satria tentu saja jadi anak emas keluarga. Dan yang terakhir adalah Dian, bungsu kesayangan seluruh anggota keluarga, telah bertunangan dengan Hasan, anggota DPR yang masih muda, haus kekekuasaan dan punya banyak koneksi para pejabat.
Hidup bersama keluarga ini adalah sang Nenek, ibu dari Yan, yang menjaga, menemani, dan menjadi tempat mengadu dari seluruh anggota keluarga.
Satria dibujuk Hasan untuk meminta “jatah” proyek pembangunan pelabuhan dari ayahnya. Sementara Hassan bersama-sama teman-temannya di DPR akan mengatur anggaran proyek tersebut dari dalam. Upaya ini membuahkan hasil: perusahaan Satria memenangkan tender tersebut. Sementara Yan mulai terganggu dengan bisik-bisik di kantornya: rumor beredar bahwa Yan yang dikenal selama ini sangat “lurus,” akhirnya sama saja dengan pejabat lainnya.
Stress karena gunjingan kanan-kiri, Yan memutuskan mengundurkan diri. Sang Nenek, Soen, bukan tidak paham apa yang sedang dialami anaknya, ikut stress dan akhirnya masuk rumah sakit. Soen wafat. Kehidupan keluarga ini kemudian berubah drastis menjadi lebih suram dan tak sehangat dahulu. Uang mengubah semua dan nilai-nilai dalam keluarga mulai runtuh sejalan dengan terkuaknya kepalsuan di sekitar mereka.
[post_title] => Sebelum Pagi Terulang Kembali
[post_excerpt] =>
[post_status] => publish
[comment_status] => closed
[ping_status] => closed
[post_password] =>
[post_name] => sebelum-pagi-terulang-kembali
[to_ping] =>
[pinged] =>
[post_modified] => 2020-11-04 17:18:49
[post_modified_gmt] => 2020-11-04 17:18:49
[post_content_filtered] =>
[post_parent] => 0
[guid] => https://arsip.festivalfilm.id/?post_type=film&p=5107
[menu_order] => 0
[post_type] => film
[post_mime_type] =>
[comment_count] => 0
[filter] => raw
)
-
2014
Nominasi Penyuntingan Gambar Terbaik
Sebelum Pagi Terulang Kembali
WP_Post Object
(
[ID] => 7374
[post_author] => 3
[post_date] => 2020-12-22 16:19:21
[post_date_gmt] => 2020-12-22 16:19:21
[post_content] => Sebuah film omnibus yang terdiri dari lima cerita yang menggambarkan sisi gelap Jakarta.
[post_title] => Dilema
[post_excerpt] =>
[post_status] => publish
[comment_status] => closed
[ping_status] => closed
[post_password] =>
[post_name] => dilema
[to_ping] =>
[pinged] =>
[post_modified] => 2020-12-22 17:24:48
[post_modified_gmt] => 2020-12-22 17:24:48
[post_content_filtered] =>
[post_parent] => 0
[guid] => https://arsip.festivalfilm.id/?post_type=film&p=7374
[menu_order] => 0
[post_type] => film
[post_mime_type] =>
[comment_count] => 0
[filter] => raw
)
-
2014
Nominasi Penyuntingan Gambar Terbaik
Dilema