Arsip Festival Film Indonesia

Raiyan Laksamana

4 Nominasi

    WP_Post Object ( [ID] => 1114 [post_author] => 2 [post_date] => 2020-08-21 08:34:24 [post_date_gmt] => 2020-08-21 08:34:24 [post_content] => Addri (Vino G. Bastian) adalah seorang anggota Basarnas. Hidupnya amat didedikasikan pada pekerjaannya. Istrinya, Indri (Putri Ayudia) amat paham akan pekerjaan suaminya. Keluarga mereka adalah keluarga yang sangat harmonis, terutama dengan kehadiran dua orang anaknya yaitu Eka dan Dwi. Jakarta diguyur hujan terus menerus. Tanggul Katulampa ambrol, lalu ada badai Laluna yang mengarah dari Australia ke Jakarta. Addri dan rekannya harus mengadakan tindakan darurat secepatnya karena luapan air telah merendam basement sebuah gedung hingga malam hari. Padahal di malam itu, Eka sedang melakukan resital piano. Ketidak hadiran Addri membuat Eka beranggapan Addri selalu ada untuk orang lain. Tapi bukan keluarganya. Dari peristiwa itu, Addri menyelamatkan satu orang korban yang hidup, Arifin (Deva Mahenra). Ia terperangkap sesaat setelah mengambil cincin pernikahannya 2 jam sebelum prosesi pemberkatan akan dilangsungkan bersama calon istrinya, Denanda (Acha Septriasa). Arifin sendiri ialah pegawai BMKG yang amat kritis. Ia merasa bahwa semua data yang mereka dapat soal cuaca harus selalu disebarluaskan. Seburuk apa pun itu. Karakternya berseberangan dengan atasannya Hadi, tipikal pemimpin yang amat berhati-hati dalam menyampaikan berbagai situasi ke media. Intensitas hujan semakin parah, sebagian Jakarta mulai terendam banjir. Dan dalam situasi yang serba panik seperti itu, baik Addri maupun Arifin berupaya keras menyelamatkan kota Jakarta, beserta orang-orang yang mereka sayangi. [post_title] => Bangkit! [post_excerpt] => [post_status] => publish [comment_status] => closed [ping_status] => closed [post_password] => [post_name] => bangkit [to_ping] => [pinged] => [post_modified] => 2020-08-21 08:34:24 [post_modified_gmt] => 2020-08-21 08:34:24 [post_content_filtered] => [post_parent] => 0 [guid] => https://arsip.festivalfilm.id/?post_type=film&p=1114 [menu_order] => 0 [post_type] => film [post_mime_type] => [comment_count] => 0 [filter] => raw )
  • 2019 Nominasi Penata Efek Visual Terbaik Bangkit!
  • WP_Post Object ( [ID] => 1514 [post_author] => 3 [post_date] => 2020-08-29 08:15:05 [post_date_gmt] => 2020-08-29 08:15:05 [post_content] => Ini adalah kisah dua anak manusia yang meramu cinta di atas pentas pergelutan tanah kolonial awal abad 20. Inilah kisah Minke dan Annelies. Cinta yang hadir di hati Minke untuk Annelies, membuatnya mengalami pergulatan batin tak berkesudahan. Dia, pemuda pribumi, Jawa totok. Sementara Annelies, gadis Indo Belanda anak seorang Nyai. Bapak Minke yang baru saja diangkat jadi Bupati, tak pernah setuju Minke dekat dengan keluarga Nyai, sebab posisi Nyai di masa itu dianggap sama rendah dengan binatang peliharaan. Namun Nyai yang satu ini, Nyai Ontosoroh, ibunda Annelies, berbeda. Minke mengagumi segala pemikiran dan perjuangannya melawan keangkuhan hegemoni bangsa kolonial. Bagi Minke, Nyai Ontosoroh adalah cerminan modernisasi yang kala itu sedang memulai geliatnya. Ketika keangkuhan hukum kolonial mencoba merenggut paksa Annelies dari sisi Minke, Nyai Ontosoroh pula yang meletupkan semangat agar Minke terus maju dan memekikkan satu kata, “Lawan!” [post_title] => Bumi Manusia [post_excerpt] => [post_status] => publish [comment_status] => closed [ping_status] => closed [post_password] => [post_name] => bumi-manusia [to_ping] => [pinged] => [post_modified] => 2020-08-29 08:15:05 [post_modified_gmt] => 2020-08-29 08:15:05 [post_content_filtered] => [post_parent] => 0 [guid] => https://arsip.festivalfilm.id/?post_type=film&p=1514 [menu_order] => 0 [post_type] => film [post_mime_type] => [comment_count] => 0 [filter] => raw )
  • 2019 Nominasi Penata Efek Visual Terbaik Bumi Manusia
  • WP_Post Object ( [ID] => 5074 [post_author] => 3 [post_date] => 2020-11-04 11:24:14 [post_date_gmt] => 2020-11-04 11:24:14 [post_content] => Kisah dalam film ini berlatar beberapa periode waktu, mulai dari era 1930-an hingga ke tahun 2000. Juga melalui beberapa kejadian penting di Indonesia, mulai dari perang kemerdekaan, pergolakan revolusi di era 1960'an, hingga masa kejayaan perekonomian Indonesia. Cerita dalam film ini berlatar di tiga lokasi; tujuh kota di Sumatra Utara, Jakarta, hingga ke Ottawa, Kanada.   Bercerita tentang seorang perempuan istimewa bernama Likas, yang menjalani kehidupan luar biasa. Likas kemudian berhasil meraih berbagai pencapaian dan keberhasilan, karena ia memegang teguh tiga janji yang pernah diucapkannya kepada tiga orang terpenting dalam hidupnya. Janji-janji itulah yang selalu berada di setiap tarikan napasnya. Nafas yang memberikan ruh dan semangat dalam setiap tindakan, serta keputusannya. Keputusan yang lahir atas janjinya untuk terus berjuang dan berlandaskan kerinduannya akan cinta. [post_title] => 3 Nafas Likas [post_excerpt] => [post_status] => publish [comment_status] => closed [ping_status] => closed [post_password] => [post_name] => 3-nafas-likas [to_ping] => [pinged] => [post_modified] => 2020-11-04 14:05:35 [post_modified_gmt] => 2020-11-04 14:05:35 [post_content_filtered] => [post_parent] => 0 [guid] => https://arsip.festivalfilm.id/?post_type=film&p=5074 [menu_order] => 0 [post_type] => film [post_mime_type] => [comment_count] => 0 [filter] => raw )
  • 2019 Nominasi Penata Efek Visual Terbail 3 Nafas Likas
  • WP_Post Object ( [ID] => 5074 [post_author] => 3 [post_date] => 2020-11-04 11:24:14 [post_date_gmt] => 2020-11-04 11:24:14 [post_content] => Kisah dalam film ini berlatar beberapa periode waktu, mulai dari era 1930-an hingga ke tahun 2000. Juga melalui beberapa kejadian penting di Indonesia, mulai dari perang kemerdekaan, pergolakan revolusi di era 1960'an, hingga masa kejayaan perekonomian Indonesia. Cerita dalam film ini berlatar di tiga lokasi; tujuh kota di Sumatra Utara, Jakarta, hingga ke Ottawa, Kanada.   Bercerita tentang seorang perempuan istimewa bernama Likas, yang menjalani kehidupan luar biasa. Likas kemudian berhasil meraih berbagai pencapaian dan keberhasilan, karena ia memegang teguh tiga janji yang pernah diucapkannya kepada tiga orang terpenting dalam hidupnya. Janji-janji itulah yang selalu berada di setiap tarikan napasnya. Nafas yang memberikan ruh dan semangat dalam setiap tindakan, serta keputusannya. Keputusan yang lahir atas janjinya untuk terus berjuang dan berlandaskan kerinduannya akan cinta. [post_title] => 3 Nafas Likas [post_excerpt] => [post_status] => publish [comment_status] => closed [ping_status] => closed [post_password] => [post_name] => 3-nafas-likas [to_ping] => [pinged] => [post_modified] => 2020-11-04 14:05:35 [post_modified_gmt] => 2020-11-04 14:05:35 [post_content_filtered] => [post_parent] => 0 [guid] => https://arsip.festivalfilm.id/?post_type=film&p=5074 [menu_order] => 0 [post_type] => film [post_mime_type] => [comment_count] => 0 [filter] => raw )
  • 2019 Nominasi Tata Efek Visual Terbail 3 Nafas Likas