Lahir di Jakarta. Pendidikan: Jurusan Tata Kamera Fakultas Film dan Televisi Institut Kesenian Jakarta.
Pertama kali terjun ke dunia film sebagai asisten juru kamera dalam Kasmaran (1987), kemudian Kantata Takwa (1993). Mulai sebagai juru kamera dalam film Bulan Tertusuk Ilalang (1994). Film tersebut adalah unggulan Festival Film Asia Pasifik 1995 di Jakarta untuk bidang Tata Fotografi, disusul film Kuldesak (1996). Juga menggarap film-film dokumenter dan iklan.
WP_Post Object
(
[ID] => 5107
[post_author] => 3
[post_date] => 2020-11-04 17:10:35
[post_date_gmt] => 2020-11-04 17:10:35
[post_content] => Yan adalah seorang pejabat pemerintah yang lurus; Isterinya, Ratna adalah dosen filsafat di sebuah universitas terkemuka. Mereka berdua memiliki tiga anak yang sangat berbeda sifatnya satu sama lain.
Yang tertua, Firman, paling lemah, baru saja cerai dan dalam kondisi menganggur. Anak kedua, Satria, kontraktor muda, yang punya ambisi besar untuk mengembangkan bisnisnya. Satria tentu saja jadi anak emas keluarga. Dan yang terakhir adalah Dian, bungsu kesayangan seluruh anggota keluarga, telah bertunangan dengan Hasan, anggota DPR yang masih muda, haus kekekuasaan dan punya banyak koneksi para pejabat.
Hidup bersama keluarga ini adalah sang Nenek, ibu dari Yan, yang menjaga, menemani, dan menjadi tempat mengadu dari seluruh anggota keluarga.
Satria dibujuk Hasan untuk meminta “jatah” proyek pembangunan pelabuhan dari ayahnya. Sementara Hassan bersama-sama teman-temannya di DPR akan mengatur anggaran proyek tersebut dari dalam. Upaya ini membuahkan hasil: perusahaan Satria memenangkan tender tersebut. Sementara Yan mulai terganggu dengan bisik-bisik di kantornya: rumor beredar bahwa Yan yang dikenal selama ini sangat “lurus,” akhirnya sama saja dengan pejabat lainnya.
Stress karena gunjingan kanan-kiri, Yan memutuskan mengundurkan diri. Sang Nenek, Soen, bukan tidak paham apa yang sedang dialami anaknya, ikut stress dan akhirnya masuk rumah sakit. Soen wafat. Kehidupan keluarga ini kemudian berubah drastis menjadi lebih suram dan tak sehangat dahulu. Uang mengubah semua dan nilai-nilai dalam keluarga mulai runtuh sejalan dengan terkuaknya kepalsuan di sekitar mereka.
[post_title] => Sebelum Pagi Terulang Kembali
[post_excerpt] =>
[post_status] => publish
[comment_status] => closed
[ping_status] => closed
[post_password] =>
[post_name] => sebelum-pagi-terulang-kembali
[to_ping] =>
[pinged] =>
[post_modified] => 2020-11-04 17:18:49
[post_modified_gmt] => 2020-11-04 17:18:49
[post_content_filtered] =>
[post_parent] => 0
[guid] => https://arsip.festivalfilm.id/?post_type=film&p=5107
[menu_order] => 0
[post_type] => film
[post_mime_type] =>
[comment_count] => 0
[filter] => raw
)
-
2014
Pemenang Sinematografi Terbaik
Sebelum Pagi Terulang Kembali