Arsip Festival Film Indonesia

Nicholas Saputra

24 Februari 1984

Nicholas Schubring Saputra atau lebih dikenal dengan nama Nicholas Saputra, adalah seorang aktor Indonesia yang berdarah Jawa-Jerman. Namanya mulai dikenal setelah membintangi film Ada Apa Dengan Cinta? (AADC) pada tahun 2002 sebagai Rangga. Nicho memenangi Piala Citra sebagai Pemeran Utama Pria Terbaik berkat aktingnya di film Gie pada Festival Film Indonesia 2005.

 

Nicholas memulai karier sebagai seorang model pada sebuah peragaan busana karya Samuel Wattimena. Debut aktingnya terjadi melalui AADC. Nicholas yang sudah menyukai dunia seni peran sejak kecil, beberapa kali ikut casting film sebelum akhirnya diterima sebagai pemeran Rangga dalam AADC. Ia menempuh studi bidang Arsitektur di Fakultas Teknik Universitas Indonesia.

 

Ia pernah dinominasikan sebagai aktor terbaik dalam Festival Film Indonesia 2004 untuk perannya dalam dua film, masing-masing Biola Tak Berdawai dan Ada Apa Dengan Cinta?, namun kalah dari Tora Sudiro (Arisan!). Setahun kemudian, dalam Festival Film Indonesia 2005, ia kembali diunggulkan dalam dua film dalam kategori yang sama–untuk perannya sebagai Soe Hok Gie dalam Gie dan sebagai Joni dalam Janji Joni– dan berhasil merebut penghargaan tersebut untuk perannya sebagai Gie.

 

Tahun 2007 Nicholas membintangi film 3 Hari Untuk Selamanya bersama Adinia Wirasti. Film karya Riri Riza ini cukup mendapat sambutan dalam berbagai festival film internasional meskipun tak diikutsertakan dalam Festival Film Indonesia (FFI) 2007. Tahun berikutnya, 2008, Nicholas kembali berakting dalam tiga film Cinta Setaman (sutradara Harry Dagoe), Drupadi (Riri Riza) dan 3 Doa 3 Cinta (Nurman Hakim). Film yang disebut terakhir mengantarkan Nicholas meraih gelar Leading Actor dalam Guardians e-Awards 2009 serta kembali menjadi aktor unggulan terbaik dalam Festival Film Indonesia 2008.

 

Nicholas pun mendapatkan penghargaan dalam bidang akting dari berbagai penganugerahan sejenis FFI. Penghargaan pertamanya adalah sebagai aktor terbaik pada Bali International Film Festival 2003 untuk perannya dalam film Biola Tak Berdawai. Selain itu, Nicholas juga menjadi Most Favorite Actor versi MTV Indonesia Movie Awards 2005 dan Aktor Terbaik Indonesian Movie Awards 2007 berkat aktingnya dalam film Janji Joni.

 

Nicholas juga kerap diundang menjadi pembicara dalam berbagai pelatihan mengenai film dan juri dalam berbagai festival film di dalam maupun di luar negeri. Salah satunya adalah dengan menjadi juri Best Asian Films dalam Singapore International Film Festival 2008 yang memperebutkan Silver Screen Awards. Selain berkarier sebagai aktor, Nicholas membintangi beberapa iklan dan model video klip, antara lain Tentang Seseorang (Anda, 2002), Tak Mampu Mendua (Kahitna, 2003), Debaran Cinta (Siti Nurhaliza), Ingat Kamu (Duo Maia, 2008), Shadows (Nidji band, 2008), Pernah Muda (Bunga Citra Lestari, 2008), "Kali Kedua" (Raisa, 2016), dan Adu Rayu (Yovie, Tulus, Glenn, 2019). Tahun 2015, Nicholas Saputra bermain dalam drama seri Line Nic and Mar bersama Mariana Renata. Drama seri ini mengambil setting di Prancis dan juga Republik Ceko.

1 Piala

    WP_Post Object ( [ID] => 1861 [post_author] => 3 [post_date] => 2020-08-30 10:06:09 [post_date_gmt] => 2020-08-30 10:06:09 [post_content] => Ahli wabah Aruna Rai yang juga pencinta makanan ditugasi oleh perusahaannya untuk menyelidiki kasus flu burung di beberapa tempat di Indonesia. Aruna pergi bersama temannya Bono, seorang koki profesional yang ingin menemukan resep kuliner Indonesia yang otentik bersama dengan Nadezhda, seorang kritikus kuliner yang ingin menulis sebuah buku. Mereka melawat Surabaya, Pamekasan (Jawa Timur), Pontianak, dan Singkawang (Kalimantan Barat) untuk melakukan penyelidikan kasus flu burung yang hanya dilakukan Aruna sekaligus juga berwisata kuliner. Di Surabaya, mereka bertemu mantan teman kantor Aruna bernama Farish—Aruna memiliki perasaan cinta terhadap Farish—yang juga menangani kasus flu burung.   Sepanjang perjalanan, Aruna merasakan sesuatu yang janggal dalam penyelidikan dan dipaksa untuk menghadapi keraguannya bersama dengan masalahnya yang belum terselesaikan terhadap Farish. Akhirnya, Aruna mengetahui bahwa kasus flu burung tersebut hanyalah akal-akalan pejabat pemerintahan yang ingin melakukan korupsi terhadap dana kesehatan. Aruna kemudian berjaya membongkar kejahatan para pejabat pemerintahan dan memecahkan permasalahannya dengan Farish. [post_title] => Aruna & Lidahnya [post_excerpt] => [post_status] => publish [comment_status] => closed [ping_status] => closed [post_password] => [post_name] => aruna-dan-lidahnya [to_ping] => [pinged] => [post_modified] => 2020-12-19 09:01:12 [post_modified_gmt] => 2020-12-19 09:01:12 [post_content_filtered] => [post_parent] => 0 [guid] => https://arsip.festivalfilm.id/?post_type=film&p=1861 [menu_order] => 0 [post_type] => film [post_mime_type] => [comment_count] => 0 [filter] => raw )
  • 2018 Pemenang Pemeran Pendukung Pria Terbaik Aruna & Lidahnya