Arsip Festival Film Indonesia

Musfar Yasin

16 Juni 1960

Musfar Yasin (lahir di Selong, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat) adalah seorang penulis skenario film asal Indonesia. Tidak sempat menyelesaikan skripsinya pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik di Universitas Gadjah Mada, ia beralih ke menulis skenario.

 

Ia mulai belajar menulis skenario pada tahun 1986 pada Sanggar Kerja TVRI Yogyakarta. Ia berhasil meraih dua penghargaan dalam Festival Film Indonesia 2005, masing-masing untuk Skenario Terbaik untuk film layar lebar (Ketika) dan Skenario Terbaik untuk film cerita berseri (Kiamat Sudah Dekat). Sebelumnya pada Festival Film Bandung 2005, Ketika juga meraih penghargaan sebagai Skenario Terpuji.

1 Piala

    WP_Post Object ( [ID] => 7554 [post_author] => 3 [post_date] => 2020-12-23 04:45:44 [post_date_gmt] => 2020-12-23 04:45:44 [post_content] => Sejak lulus S1 manajemen, hampir 2 tahun Muluk belum mendapatkan pekerjaan, meskipun selalu gagal, ia tak pernah putus asa mencari kerja. Dalam sebuah kejadian, terjadi pertemuan antara Muluk dan seorang pencopet bernama Komet. Komet membawa Muluk menemui kelompok copet yang anggotanya adalah anak-anak dan ketuanya, Jarot. Dalam kelompok copet tersebut terbagi dalam tiga kelompok copet: copet mall, copet pasar, dan copet angkot.   Muluk yang memiliki latar belakang pendidikan manajemen pun menawarkan kerjasama untuk mengelola hasil kerja kelompok copet tersebut dan memberikan pendidikan kepada anak-anak anggota kelompok copet. Sebagai imbalannya, Muluk meminta 10 % dari hasil yang dikumpulkan kelompok copet. Setelah melalui perdebatan, Jarot menyetujui usulan Muluk. Dalam pelaksanaannya, Muluk kemudian meminta bantuan Samsul, sarjana pendidikan yang kerjanya main gaple di pos ronda, dan Pipit—sarjana D3 yang kerjanya mengadu keberuntungan dengan mengikuti program kuis di TV.   Kepada ayahnya, Pak Makbul, Muluk hanya menyatakan dirinya telah bekerja di bagian SDM. Dengan bangga, Pak Makbul menyampaikan berita tersebut ke Haji Sarbini, calon besannya. Pak Makbul, Haji Sarbini, juga Haji Rahmat, ayah Pipit, senang melihat anak-anak mereka sudah bekerja. [post_title] => Alangkah Lucunya (Negeri Ini) [post_excerpt] => [post_status] => publish [comment_status] => closed [ping_status] => closed [post_password] => [post_name] => alangkah-lucunya-negeri-ini [to_ping] => [pinged] => [post_modified] => 2020-12-23 04:45:44 [post_modified_gmt] => 2020-12-23 04:45:44 [post_content_filtered] => [post_parent] => 0 [guid] => https://arsip.festivalfilm.id/?post_type=film&p=7554 [menu_order] => 0 [post_type] => film [post_mime_type] => [comment_count] => 0 [filter] => raw )
  • 2010 Pemenang Skenario Asli Terbaik Alangkah Lucunya (Negeri Ini)