Arsip Festival Film Indonesia

Mongol

27 September 1978

Rony Imannuel atau yang populer dengan nama Mongol Stres atau cukup Mongol adalah seorang pelawak tunggal berkebangsaan Indonesia. Ia dikenal sebagai pelawak tunggal Stand Up Comedy Show yang ditayangkan di MetroTV sejak pertengahan September 2011.

 

Di awal kariernya, Mongol merantau ke Jakarta dari kampung halamannya di Manado untuk menjadi pendeta, sebagai alumni Sekolah Pertumbuhan Orang Percaya (SPOP) di Gereja Injil Seutuh Indonesia (GISI), Manado. Namun niatnya tersebut tidak berhasil dan karena malu untuk pulang, dia pun bertekad bertahan di Jakarta. Bertahan pada tekadnya untuk menjadi pendeta, dia pun akhirnya berkesempatan mendapat pendidikan rohani di Sekolah Orientasi Melayani (SOM) milik Gereja Bethel Indonesia di Sunter Jaya, Tanjung Priok, Jakarta Utara. Masuk pada 1998, Mongol menamatkan SOM pada 1999, kemudian dia mulai bertugas sebagai penginjil di GBI. Dalam perannya sebagai penginjil, Mongol kerap menyertakan lawakan, sehingga kerap mendapat kritik jemaat karena seringnya dia mengambil bahan lawakan tentang gereja, contohnya tentang jemaat yang tertidur saat khotbah atau yang terlalu khusyuk hingga tak sadar kalau dompet mereka dicuri. Karena tidak ingin terus-menerus bergantung pada pihak gerejanya, pada 2002, dia melamar sebagai pegawai honorer di sebuah instansi pemerintah dan terus bekerja di sana hingga sekarang.

 

Materi lawakan Mongol kerap bermain di batas sensitivitas, seperti tentang soal etnisitas hingga homoseksualitas. Materi yang paling dikenal dalam lawakannya adalah tentang pria gay yang kerap diistilahkan olehnya sebagai "Pria KW". Saking seringnya menggunakan materi tersebut, Mongol digosipkan sebagai bagian dari komunitas tersebut, walaupun dibantah olehnya, tetapi Mongol tidak ambil pusing terhadap dugaan tersebut. Seiring berjalannya kariernya sebagai pelawak tunggal, dia pun mendapat tambahan nama "Stres" dari idolanya, rekan pelawak tunggal Pandji Pragiwaksono. Mongol berpendapat apa yang dilakukannya dengan membikin orang senang melalui leluconnya adalah bentuk pelayanannya kepada Tuhan. Mongol masih menyimpan keinginan untuk masuk sekolah pendeta yang merupakan alasan awalnya merantau ke Jakarta.

 

Mongol mengungkapkan bahwa masa lalunya sangat kelam. Sebelum bertobat, ternyata ia pernah mengikuti sekte sesat, yaitu First Satanic Church dan menjadi pemimpin gereja setan. Mongol merasa terlahir dari keluarga yang tak punya dasar agama yang kuat. Sehingga, hal itu membuatnya salah jalan dan mengikuti bahkan menjadi pemimpin sekte sesat gereja setan di Manado.[1]

Ketika itu Mongol dipilih sebagai pemimpin gereja setan untuk benua Asia karena dinilai cerdas. Makanya ia pun mendapat tugas untuk menyesatkan dengan cara membelokkan konsep Kekristenan. Namun, kini semua itu tinggal cerita. Mongol telah meninggalkan semua masa lalunya yang kelam itu. Ia pun mengaku tak menyangka, soalnya secara posisi, fasilitas dan segala kemewahan yang ditawarkan gereja setan kepadanya dirasanya tak mungkin bisa membuatnya bertobat. Mongol merasa hidup jadi lebih indah setelah bertobat. Di balik kesuksesannya saat ini, ia percaya pada mukjizat.