Arsip Festival Film Indonesia

Marissa Anita

29 Maret 1983

Marissa Anita (lahir di Surabaya, Jawa Timur) adalah seorang jurnalis, presenter berita, dan aktris Indonesia. Ia pernah berkarier di salah satu stasiun televisi swasta nasional, Metro TV. Awalnya, ia memandu program Metro Pagi. Kemudian, ia dengan koleganya yang lain memandu acara 8-11 Show dari jam 8 pagi sampai jam 11 siang hampir setiap harinya. Ia kemudian pindah ke stasiun televisi swasta NET. pada Mei 2013 bersama Shahnaz Soehartono.

Marissa merupakan putri dari seorang ibu muslim berdarah Minang dan ayah yang berdarah Jawa dan Tionghoa ini melalui masa kecilnya dengan berpindah-pindah kota karena aktivitas orang tuanya. Dia merupakan anak tengah dan satu-satunya perempuan, sementara kakak dan adiknya adalah laki-laki. Pada tahun 2008, Marissa melangsungkan pernikahannya pada usia yang ke 25 tahun. Marissa menempuh pendidikan tingginya di Universitas Atma Jaya, jurusan Pendidikan Bahasa Inggris, dan mendapatkan gelar S1 dari perguruan tersebut pada tahun 2005. Setelah tamat, ia sempat menjadi guru bahasa Inggris sebelum melanjutkan pendidikannya ke University of Sydney, New South Wales, Australia, jurusan Jurnalistik di mana ia meraih gelar Master of Media Practice (S2). Kecintaannya pada bahasa memudahkannya dalam mempelajari bahasa-bahasa lain selain bahasa ibu. Marissa pernah belajar lima bahasa selain bahasa Indonesia, yaitu bahasa Inggris, Jepang, Prancis, Mandarin dan Italia. Marissa juga sempat belajar akting di The Actors Studio, Sydney, New South Wales, dan tampil di produksi Merrily We Roll Along oleh Stephen Sondheim di Seymore Theatre, Sydney, Australia.

Marissa berkiprah di Metro TV sejak tahun 2008 dengan terlebih dahulu menjadi reporter di lapangan yang dia jalani selama 3 tahun. Pada tahun 2011, dia mendapat kesempatan untuk meliput Cannes Film Festival di Paris, Prancis bersama para jurnalis lainnya dari seluruh dunia. Sejak bulan Mei 2013, Marissa pindah dari Metro TV dan menjadi pembawa acara Indonesia Morning Show serta acara berita lainnya di stasiun televisi swasta NET.

Marissa juga mencintai dunia teater, bahkan jauh sebelum ia menjadi seorang jurnalis ia telah menjadi pemain teater sejak 2005. Ia biasa tampil dalam drama yang berbahasa Inggris bersama dengan komunitas teater bahasa Inggris The Jakarta Players di Jakarta. Pada bulan Mei 2013, Marissa kembali ke panggung teater sebagai Padusi dalam pementasan tarian Legendra Padusi, hasil karya maestro tari Tom Ibnur yang mengangkat kisah legenda perempuan (padusi) Minangkabau. Karya yang melibatkan beberapa nama besar, seperti Nia Dinata sebagai penulis naskah, Ine Febriyanti, Jajang C. Noer, Niniek L. Karim, dan Arswendy Nasution, serta 50 penari dan musisi yang disutradarai Rama Soeprapto itu kemudian dipentaskan di Teater Jakarta, Taman Ismail Marzuki, Jakarta. Pada 2013, Marissa terlibat dalam film Selamat Pagi, Malam (In the Absence of the Sun) besutan Lucky Kuswandi. Dia berperan sebagai Naomi, mahasiswa seni lulusan New York, Amerika Serikat yang kembali ke Jakarta dan kehilangan identitas aslinya di dunia sosialita. Marissa berperan sebagai mantan kekasih Anggia (Gia) yang diperankan Adinia Wirasti. Kemudian pada April 2014, Marissa Anita bergabung dalam sebuah produksi film feature yang diproduksi oleh Oreima Pictures dan disutradarai oleh Rako Prijanto, berjudul 3 Nafas Likas. Di film ini, Marissa bermain bersama Atiqah Hasiholan, Vino G. Bastian, Tutie Kirana, dan Mario Irwinsyah. Syuting dilaksanakan mulai 26 April 2014 dan berseting di Sumatra Utara, Jakarta dan Ottawa, Kanada.

2 Nominasi

    WP_Post Object ( [ID] => 6008 [post_author] => 3 [post_date] => 2020-12-05 11:03:07 [post_date_gmt] => 2020-12-05 11:03:07 [post_content] => Maya berusaha bertahan di kota tanpa keluarga. Hanya sahabat baiknya Dini, yang bersama dirinya jatuh bangun mencoba memperbaiki hidup. Ketika Maya mendapatkan informasi bahwa dia mungkin memiliki harta warisan dari keluarga Maya yang kaya di sebuah desa, Maya dan Dini langsung ke sana tanpa menyadari bahaya yang menanti. [post_title] => Perempuan Tanah Jahanam [post_excerpt] => [post_status] => publish [comment_status] => closed [ping_status] => closed [post_password] => [post_name] => perempuan-tanah-jahanam [to_ping] => [pinged] => [post_modified] => 2020-12-05 14:31:58 [post_modified_gmt] => 2020-12-05 14:31:58 [post_content_filtered] => [post_parent] => 0 [guid] => https://arsip.festivalfilm.id/?post_type=film&p=6008 [menu_order] => 0 [post_type] => film [post_mime_type] => [comment_count] => 0 [filter] => raw )
  • 2017 Nominasi Pemeran Pendukung Perempuan Terbaik Perempuan Tanah Jahanam
  • WP_Post Object ( [ID] => 6831 [post_author] => 3 [post_date] => 2020-12-19 10:42:48 [post_date_gmt] => 2020-12-19 10:42:48 [post_content] => Galih adalah seorang siswa introvert yang dipaksa untuk mendahulukan pendidikan daripada passion-nya oleh Mirna, ibunya yang seorang single mother, agar berhasil meraih beasiswa dan masuk ke universitas pilihan beliau. Hal itu dikarenakan Mirna tak ingin Galih gagal seperti sang ayah yang meninggal lantaran kecewa tak mampu menghidupkan toko kaset bernama Nada Musik yang bangkrut akibat persaingan dengan dunia digital. Galih sendiri selalu membawa walkman ke manapun dan mendengarkan mixtape pemberian sang ayah yang berisi lagu-lagu radikal yang menginspirasi Galih untuk mengejar mimpinya. Ratna baru saja pindah ke SMA tempat Galih bersekolah. Ia adalah tipe remaja yang hidupnya tanpa tujuan, tetapi diam-diam senang menulis lagu. Hanya saja karena tidak mendapat dukungan sang ayah, Ratna tidak memanfaatkan bakatnya dengan serius. Suatu sore Galih dan Ratna bertemu di lapangan belakang sekolah. Hubungan di antara mereka mulai terjalin ketika mereka saling bertukar pendapat mengenai kehidupan masing-masing. Perbedaan di antara mereka mendorong satu sama lain untuk mengejar passion mereka masing-masing, meski di sisi lain perbedaan itu pulalah yang juga berpotensi menghancurkan hubungan mereka. [post_title] => Galih dan Ratna [post_excerpt] => [post_status] => publish [comment_status] => closed [ping_status] => closed [post_password] => [post_name] => galih-dan-ratna [to_ping] => [pinged] => [post_modified] => 2020-12-19 10:49:33 [post_modified_gmt] => 2020-12-19 10:49:33 [post_content_filtered] => [post_parent] => 0 [guid] => https://arsip.festivalfilm.id/?post_type=film&p=6831 [menu_order] => 0 [post_type] => film [post_mime_type] => [comment_count] => 0 [filter] => raw )
  • 2017 Nominasi Pemeran Pendukung Wanita Terbaik Galih dan Ratna