Ifa Isfansyah adalah salah satu sineas di Indonesia. Ia menyelesaikan studinya di Jurusan Televisi Institut Seni Indonesia Yogyakarta pada tahun 2007.
Pada tahun 2001, ia menjadi salah satu pendiri komunitas film independen bernama Fourcolours Films yang aktif memproduksi film-film pendek. Film pendek pertamanya, Air Mata Surga (menyutradarai bersama Eddie Cahyono), diundang oleh Festival Film-Video Indonesia 2002 sebagai film pembuka.
Kemudian pada tahun 2002, Ifa Isfansyah membuat film pendek berikutnya, Mayar, yang berhasil meraih penghargaan SET Award untuk penata kamera terbaik dan penata artistik terbaik pada Festival Film-Video Independen Indonesia 2002 dan berhasil masuk di beberapa festival termasuk Roterdam dan Hamburg International Film Festival. Setelah itu Ifa juga menyutradarai beberapa iklan dan program cerita untuk televisi.
Pada tahun 2006, ia kembali membuat film pendek Harap Tenang, Ada Ujian! dan berhasil memenangkan penghargaan di beberapa festival penting di Indonesia termasuk menjadi film pendek terbaik di Jogja-NETPAC Asian Film Festival, Festival Film Pendek Konfiden dan Festival Film Indonesia 2006, dan berhasil masuk di sesi international competition Short Shorts Film Festival 2007, Tokyo, Jepang dan Alamaty Film Festival di Kazakhstan serta Three Eyes Film Festival di Mumbai.
Pada tahun 2007, ia memproduksi film pendek Setengah Sendok Teh. Ifa menjadi salah satu sineas Asia yang terpilih untuk mengikuti Asian Film Academy di Pusan International Film Festival 2006 dan berhasil memenangkan scholarship award di Fakultas Film dan Video Dongseo University/Im Kwon Taek Film School, Korea. Sampai Desember 2008 ia tinggal di Pusan, Korea Selatan.
Tahun 2009, Ifa Isfansyah mengawali debut film panjang pertamanya, Garuda di Dadaku. Pada tahun 2011, filmnya Sang Penari meraih Citra dan mengukuhkan dirinya sebagai Sutradara Terbaik dalam FFI 2011.
WP_Post Object
(
[ID] => 429
[post_author] => 2
[post_date] => 2020-08-09 16:41:05
[post_date_gmt] => 2020-08-09 16:41:05
[post_content] => Bercerita kehidupan satu hari seorang perempuan bernama Siti, 24 tahun. Siti adalah seorang ibu muda, yang harus mengurusi ibu mertuanya, Darmi, anaknya, Bagas, dan Suaminya, Bagus. Bagus mengalami kecelakaan saat melaut setahun yang lalu, mengakibatkan tubuhnya mengalami kelumpuhan. Kapal Bagus yang baru dibeli dengan uang pinjaman hilang di laut. Siti harus berjuang untuk menghidupi mereka dan membayar hutang pada pak Karyo. Disaat keadaan makin terjepit, Siti terpaksa bekerja siang dan malam. Pada siang hari Siti berjualan Peyek Jingking di Parangtritis. Malam hari Siti bekerja sambilan sebagai pemandu karaoke untuk menambah penghasilan. Bekerja sebagai pemandu karaoke membuat Bagus tidak suka pada Siti dan membuatnya tidak mau bicara lagi dengan Siti. Keadaan ini membuat Siti frustasi. Gatot, seorang polisi yang dikenal Siti di tempat karaoke menyukai Siti sejak lama dan ingin menikahinya. Gatot meminta Siti untuk meninggalkan suaminya. Siti dalam kebimbangan. Tekanan hidup membuat Siti harus memilih.
[post_title] => Siti
[post_excerpt] =>
[post_status] => publish
[comment_status] => open
[ping_status] => open
[post_password] =>
[post_name] => siti
[to_ping] =>
[pinged] =>
[post_modified] => 2020-10-16 04:35:59
[post_modified_gmt] => 2020-10-16 04:35:59
[post_content_filtered] =>
[post_parent] => 0
[guid] => https://arsip.festivalfilm.id/?post_type=film&p=429
[menu_order] => 0
[post_type] => film
[post_mime_type] =>
[comment_count] => 0
[filter] => raw
)
-
2019
Pemenang Film Terbaik
Siti
WP_Post Object
(
[ID] => 1908
[post_author] => 3
[post_date] => 2020-08-30 11:11:02
[post_date_gmt] => 2020-08-30 11:11:02
[post_content] => Ketika Tantra dirawat di rumah sakit karena sakit parah, Tantri, saudara kembarnya yang sangat merindukan kehadirannya, mulai menciptakan hubungan dengan Tantra dalam kepalanya.
Tantri mencari berbagai cara yang imajinatif untuk mencoba menerima kehilangan yang semakin dekat.
[post_title] => Sekala Niskala
[post_excerpt] =>
[post_status] => publish
[comment_status] => closed
[ping_status] => closed
[post_password] =>
[post_name] => sekala-niskala
[to_ping] =>
[pinged] =>
[post_modified] => 2020-09-14 09:08:17
[post_modified_gmt] => 2020-09-14 09:08:17
[post_content_filtered] =>
[post_parent] => 0
[guid] => https://arsip.festivalfilm.id/?post_type=film&p=1908
[menu_order] => 0
[post_type] => film
[post_mime_type] =>
[comment_count] => 0
[filter] => raw
)
-
2019
Nominasi Film Terbaik
Sekala Niskala
WP_Post Object
(
[ID] => 7422
[post_author] => 3
[post_date] => 2020-12-22 17:57:29
[post_date_gmt] => 2020-12-22 17:57:29
[post_content] => Sebuah cerita cinta yang terjadi di sebuah desa miskin Jawa Tengah pada pertengahan 1960-an. Rasus, seorang tentara muda, menyusuri kampung halamannya, mencari cintanya yang hilang: Srintil.
Ketika keduanya masih sangat muda dan saling jatuh cinta di kampung mereka yang kecil dan miskin, Dukuh Paruk, sesuatu menghalangi cinta mereka. Kemampuan menari Srintil yang magis membuat para tetua dukuh percaya bahwa Srintil adalah titisan ronggeng.
Ketika Srintil menyiapkan diri untuk tugasnya, ia menyadari bahwa menjadi ronggeng tidak hanya berarti menjadi pilihan dukuhnya di pentas-pentas tari. Srintil akan menjadi milik semua warga Dukuh Paruk. Hal ini menempatkan Rasus pada sebuah dilema. Ia merasa cintanya dirampas dan dalam keputusasaan ia meninggalkan dukuhnya untuk menjadi tentara.
Zaman bergerak. Rasus harus memilih: loyal kepada negara atau cintanya kepada Srintil. Ketika Rasus berada dalam dilema, ia sudah kehilangan jejak kekasihnya. Pencariannya tidak mudah dan baru membuahkan hasil sepuluh tahun kemudian.
[post_title] => Sang Penari
[post_excerpt] =>
[post_status] => publish
[comment_status] => closed
[ping_status] => closed
[post_password] =>
[post_name] => sang-penari
[to_ping] =>
[pinged] =>
[post_modified] => 2020-12-22 17:59:18
[post_modified_gmt] => 2020-12-22 17:59:18
[post_content_filtered] =>
[post_parent] => 0
[guid] => https://arsip.festivalfilm.id/?post_type=film&p=7422
[menu_order] => 0
[post_type] => film
[post_mime_type] =>
[comment_count] => 0
[filter] => raw
)
-
2019
Pemenang Sutradara Terbaik
Sang Penari
WP_Post Object
(
[ID] => 7422
[post_author] => 3
[post_date] => 2020-12-22 17:57:29
[post_date_gmt] => 2020-12-22 17:57:29
[post_content] => Sebuah cerita cinta yang terjadi di sebuah desa miskin Jawa Tengah pada pertengahan 1960-an. Rasus, seorang tentara muda, menyusuri kampung halamannya, mencari cintanya yang hilang: Srintil.
Ketika keduanya masih sangat muda dan saling jatuh cinta di kampung mereka yang kecil dan miskin, Dukuh Paruk, sesuatu menghalangi cinta mereka. Kemampuan menari Srintil yang magis membuat para tetua dukuh percaya bahwa Srintil adalah titisan ronggeng.
Ketika Srintil menyiapkan diri untuk tugasnya, ia menyadari bahwa menjadi ronggeng tidak hanya berarti menjadi pilihan dukuhnya di pentas-pentas tari. Srintil akan menjadi milik semua warga Dukuh Paruk. Hal ini menempatkan Rasus pada sebuah dilema. Ia merasa cintanya dirampas dan dalam keputusasaan ia meninggalkan dukuhnya untuk menjadi tentara.
Zaman bergerak. Rasus harus memilih: loyal kepada negara atau cintanya kepada Srintil. Ketika Rasus berada dalam dilema, ia sudah kehilangan jejak kekasihnya. Pencariannya tidak mudah dan baru membuahkan hasil sepuluh tahun kemudian.
[post_title] => Sang Penari
[post_excerpt] =>
[post_status] => publish
[comment_status] => closed
[ping_status] => closed
[post_password] =>
[post_name] => sang-penari
[to_ping] =>
[pinged] =>
[post_modified] => 2020-12-22 17:59:18
[post_modified_gmt] => 2020-12-22 17:59:18
[post_content_filtered] =>
[post_parent] => 0
[guid] => https://arsip.festivalfilm.id/?post_type=film&p=7422
[menu_order] => 0
[post_type] => film
[post_mime_type] =>
[comment_count] => 0
[filter] => raw
)
-
2019
Nominasi Skenario Terbaik
Sang Penari
WP_Post Object
(
[ID] => 1489
[post_author] => 3
[post_date] => 2020-08-29 07:33:38
[post_date_gmt] => 2020-08-29 07:33:38
[post_content] => Mengangkat kisah tentang perjalanan hidup seorang penari di sebuah desa kecil di Jawa. Juno Kecil, terpaksa harus hidup sendiri sejak ayahnya meninggalkannya akibat kekerasaan yang dialami. Di tengah kesendiriaanya, Juno akhirnya bergabung dengan sanggar tari Lengger. Trauma dialami Juno pertama kali ketika ia melihat konflik guru tari lengger senior di desanya. Sejak itu, Juno harus hidup berpindah pindah dari satu desa ke desa lain. Seiring dengan perjalannya menjadi dewasa, Juno mendapat perhatian dan kasih sayang dari guru tarinya, bibinya seorang penjual ayam, pamannya seorang penjahit, seorang petinju, dan seorang Warok. Semua pengalaman yang dilalui membuat Juno memiliki sebuah perjalanan yang membawanya menemukan keindahan hidup.
[post_title] => Kucumbu Tubuh Indahku
[post_excerpt] =>
[post_status] => publish
[comment_status] => closed
[ping_status] => closed
[post_password] =>
[post_name] => kucumbu-tubuh-indahku
[to_ping] =>
[pinged] =>
[post_modified] => 2020-08-29 08:02:55
[post_modified_gmt] => 2020-08-29 08:02:55
[post_content_filtered] =>
[post_parent] => 0
[guid] => https://arsip.festivalfilm.id/?post_type=film&p=1489
[menu_order] => 0
[post_type] => film
[post_mime_type] =>
[comment_count] => 0
[filter] => raw
)
-
2019
Pemenang Film Cerita Panjang Terbaik
Kucumbu Tubuh Indahku