Hanung Bramantyo adalah seorang sutradara asal Indonesia. Ia pernah kuliah di Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia namun ia tidak menyelesaikannya. Setelah itu ia pindah mempelajari dunia film di Jurusan Film – Fakultas Film dan Televisi Institut Kesenian Jakarta (IKJ).
Pada Festival Film Indonesia 2005, ia terpilih sebagai Sutradara Terbaik lewat film arahannya, Brownies. Ia juga dinominasikan sebagai Sutradara Terbaik untuk film cerita lepasnya, Sayekti dan Hanafi, namun kalah oleh Guntur Soehardjanto. Pada Festival Film Indonesia 2007 ia kembali menyabet penghargaan Sutradara Terbaik melalui filmnya Get Married.
Sampai tahun 2019, Hanung tercatat sebagai sutradara yang paling banyak dinominasikan (11 nominasi) dalam kategori Sutradara Terbaik pada ajang Festival Film Indonesia – dan sepertinya akan terus bertambah, dan memenangkan dua di antaranya; 2005 (Brownies) dan 2007 (Get Married).
WP_Post Object
(
[ID] => 435
[post_author] => 2
[post_date] => 2020-08-09 16:50:21
[post_date_gmt] => 2020-08-09 16:50:21
[post_content] => Di benak Mahmud (60), tak ada yang lebih mulia selain tulus berjuang menerapkan perintah Islam secara kaffah dalam semua aspek hidup. Bertahun-tahun lamanya Mahmud berdakwah agar setiap orang percaya bahwa Islam adalah satu-satunya solusi semua persoalan hidup.
Sayangnya semangat Mahmud tercederai saat mendengar isu sidang Isbat Kementrian Agama yang menelan dana sembilan milyar untuk menentukan hilal. Realita itu membuatnya teringat lagi tradisi mencari hilal yang dilakukan pesantrennya dulu. Sebuah tradisi yang tak berjalan lagi sejak pesantrennya bubar puluhan tahun lalu.
Mahmud ingin mengulang tradisi itu untuk membuktikan kepada semua orang bahwa ibadah tidak dibuat untuk memperkaya diri. Hilal bisa ditemukan tanpa harus menelan biaya milyaran.Sayangnya upayanya itu terhalangi oleh anaknya. Mereka mengkhawatirkan kesehatan Mahmud yang menurun.
Mahmud bersikeras pergi. Mahmud boleh pergi hanya jika ditemani Heli (Hilal) (28), anak bungsunya yang sejak lama pergi dari rumah karena selalu bertentangan dengannya. Heli, aktivis lingkungan hidup, kerap membuat Mahmud gerah dengan kritik sekuler liberal yang menurutnya sesat.
Heli terpaksa menuruti permintaan kakaknya yang bekerja di kantor imigrasi, agar membantunya mengurus paspornya yang kadaluarsa bertepatan dengan libur lebaran. Dia butuh secepatnya keluar negeri membantu para aktivis dunia berjuang melawan perusakan lingkungan di Nicaragua. Dalam perjalanan terjadilah dialog bapak-anak yang berbeda pandangan, apalagi mereka menemukan peristiwa-peristiwa yang memaksa mereka menyatakan posisi pendiriannya.
[post_title] => Mencari Hilal
[post_excerpt] =>
[post_status] => publish
[comment_status] => open
[ping_status] => open
[post_password] =>
[post_name] => mencari-hilal
[to_ping] =>
[pinged] =>
[post_modified] => 2020-08-13 09:02:14
[post_modified_gmt] => 2020-08-13 09:02:14
[post_content_filtered] =>
[post_parent] => 0
[guid] => https://arsip.festivalfilm.id/?post_type=film&p=435
[menu_order] => 0
[post_type] => film
[post_mime_type] =>
[comment_count] => 0
[filter] => raw
)
-
2019
Nominasi Film Terbaik
Mencari Hilal
WP_Post Object
(
[ID] => 759
[post_author] => 2
[post_date] => 2020-08-10 10:40:52
[post_date_gmt] => 2020-08-10 10:40:52
[post_content] => Sebuah kisah masa muda sang visioner: RUDY HABIBIE sebelum dia di kenal sebagai teknokrat dan presiden Republik Indonesia Ke-3: BJ. Habibie.
[post_title] => Rudy Habibie
[post_excerpt] =>
[post_status] => publish
[comment_status] => closed
[ping_status] => closed
[post_password] =>
[post_name] => rudy-habibie
[to_ping] =>
[pinged] =>
[post_modified] => 2020-08-20 09:06:50
[post_modified_gmt] => 2020-08-20 09:06:50
[post_content_filtered] =>
[post_parent] => 0
[guid] => https://arsip.festivalfilm.id/?post_type=film&p=759
[menu_order] => 0
[post_type] => film
[post_mime_type] =>
[comment_count] => 0
[filter] => raw
)
-
2019
Nominasi Penulis Skenario Cerita Adaptasi Terbaik
Rudy Habibie
WP_Post Object
(
[ID] => 6760
[post_author] => 3
[post_date] => 2020-12-19 09:24:10
[post_date_gmt] => 2020-12-19 09:24:10
[post_content] => Film ini bercerita tentang Kartini yang tumbuh dengan melihat langsung ibunya yang bernama Ngasirah menjadi orang terbuang di rumahnya sendiri. Hal ini terjadi dikarenakan tidak memiliki darah ningrat dan menjadi seorang pembantu. Sang ayah bernama Raden Sosroningrat yang sangat mencintai Kartini tidak berdaya melawan tradisi yang sudah turun temurun. Sepanjang perjalanan hidupnya, Kartini berjuang untuk menyetarakan hak bagi semua orang baik ningrat ataupun bukan. Terutama hak pendidikan untuk perempuan, Bersama kedua saudarinya yang bernama Roekmini dan Kardinah, Kartini berjuang mendirikan sekolah untuk kaum miskin dan menciptakan lapangan pekerjaan bagi semua masyarakat Jepara.
[post_title] => Kartini
[post_excerpt] =>
[post_status] => publish
[comment_status] => closed
[ping_status] => closed
[post_password] =>
[post_name] => kartini
[to_ping] =>
[pinged] =>
[post_modified] => 2020-12-19 09:31:22
[post_modified_gmt] => 2020-12-19 09:31:22
[post_content_filtered] =>
[post_parent] => 0
[guid] => https://arsip.festivalfilm.id/?post_type=film&p=6760
[menu_order] => 0
[post_type] => film
[post_mime_type] =>
[comment_count] => 0
[filter] => raw
)
-
2019
Nominasi Sutradara Terbaik
Kartini
WP_Post Object
(
[ID] => 6760
[post_author] => 3
[post_date] => 2020-12-19 09:24:10
[post_date_gmt] => 2020-12-19 09:24:10
[post_content] => Film ini bercerita tentang Kartini yang tumbuh dengan melihat langsung ibunya yang bernama Ngasirah menjadi orang terbuang di rumahnya sendiri. Hal ini terjadi dikarenakan tidak memiliki darah ningrat dan menjadi seorang pembantu. Sang ayah bernama Raden Sosroningrat yang sangat mencintai Kartini tidak berdaya melawan tradisi yang sudah turun temurun. Sepanjang perjalanan hidupnya, Kartini berjuang untuk menyetarakan hak bagi semua orang baik ningrat ataupun bukan. Terutama hak pendidikan untuk perempuan, Bersama kedua saudarinya yang bernama Roekmini dan Kardinah, Kartini berjuang mendirikan sekolah untuk kaum miskin dan menciptakan lapangan pekerjaan bagi semua masyarakat Jepara.
[post_title] => Kartini
[post_excerpt] =>
[post_status] => publish
[comment_status] => closed
[ping_status] => closed
[post_password] =>
[post_name] => kartini
[to_ping] =>
[pinged] =>
[post_modified] => 2020-12-19 09:31:22
[post_modified_gmt] => 2020-12-19 09:31:22
[post_content_filtered] =>
[post_parent] => 0
[guid] => https://arsip.festivalfilm.id/?post_type=film&p=6760
[menu_order] => 0
[post_type] => film
[post_mime_type] =>
[comment_count] => 0
[filter] => raw
)
-
2019
Nominasi Skenario Adaptasi Terbaik
Kartini
WP_Post Object
(
[ID] => 5114
[post_author] => 3
[post_date] => 2020-11-04 17:22:43
[post_date_gmt] => 2020-11-04 17:22:43
[post_content] => Lahir dengan nama Kusno, dan karena sering sakit diganti oleh ayahnya dengan nama Soekarno. Besar harapan anak kurus itu menjelma menjadi ksatria dalam pewayangan layaknya tokoh Adipati Karno. Harapan bapaknya terpenuhi, umur 24 tahun Sukarno berhasil mengguncang podium, berteriak: Kita Harus Merdeka Sekarang!!! Akibatnya, dia harus dipenjara. Dituduh menghasut dan memberontak. Tapi keberanian Sukarno tidak pernah padam. Pledoinya yang sangat terkenal, Indonesia Menggugat, mengantarkannya ke pembuangan di Ende, lalu ke Bengkulu.
Di Bengkulu, Sukarno istirahat sejenak dari politik. Hatinya tertambat pada gadis muda bernama Fatmawati. Padahal Sukarno masih menjadi suami Inggit Garnasih, perempuan yang lebih tua 12 tahun dan selalu menjadi perisai baginya ketika di penjara maupun dalam pengasingan. Kini, Inggit harus rela melihat sang suami jatuh cinta. Di tengah kemelut rumah tangganya, Jepang datang mengobarkan perang Asia Timur Raya. Berahi politik Soekarno kembali bergelora.
Hatta dan Sjahrir, rival politik Sukarno, mengingatkan bahwa Jepang tidak kalah bengisnya dibanding Belanda. Tapi Sukarno punya keyakinan, Jika kita cerdik, kita bisa memanfaatkan Jepang untuk meraih kemerdekaan. Hatta terpengaruh, tetapi Sjahrir tidak. Kelompok pemuda progresif pengikut Sjahrir bahkan mencemooh Sukarno-Hatta sebagai kolaborator. Keyakinan Sukarno tak goyah.
Sekarang, kemerdekaan Indonesia terwujud pada tanggal 17 Agustus 1945. Di atas kereta kuda, Haji Oemar Said (HOS) Cokroaminoto berwejang kepada Sukarno muda: Manusia itu sama misteriusnya dengan alam, tetapi jika kau bisa menggenggam hatinya, mereka akan mengikutimu. Kalimat ini selalu dipegang Sukarno sampai dia mewujudkan mimpinya: Indonesia Merdeka!
[post_title] => Soekarno: Indonesia Merdeka
[post_excerpt] =>
[post_status] => publish
[comment_status] => closed
[ping_status] => closed
[post_password] =>
[post_name] => soekarno-indonesia-merdeka
[to_ping] =>
[pinged] =>
[post_modified] => 2020-12-23 07:12:59
[post_modified_gmt] => 2020-12-23 07:12:59
[post_content_filtered] =>
[post_parent] => 0
[guid] => https://arsip.festivalfilm.id/?post_type=film&p=5114
[menu_order] => 0
[post_type] => film
[post_mime_type] =>
[comment_count] => 0
[filter] => raw
)
-
2019
Nominasi Sutradara Terbaik
Soekarno: Indonesia Merdeka
WP_Post Object
(
[ID] => 5114
[post_author] => 3
[post_date] => 2020-11-04 17:22:43
[post_date_gmt] => 2020-11-04 17:22:43
[post_content] => Lahir dengan nama Kusno, dan karena sering sakit diganti oleh ayahnya dengan nama Soekarno. Besar harapan anak kurus itu menjelma menjadi ksatria dalam pewayangan layaknya tokoh Adipati Karno. Harapan bapaknya terpenuhi, umur 24 tahun Sukarno berhasil mengguncang podium, berteriak: Kita Harus Merdeka Sekarang!!! Akibatnya, dia harus dipenjara. Dituduh menghasut dan memberontak. Tapi keberanian Sukarno tidak pernah padam. Pledoinya yang sangat terkenal, Indonesia Menggugat, mengantarkannya ke pembuangan di Ende, lalu ke Bengkulu.
Di Bengkulu, Sukarno istirahat sejenak dari politik. Hatinya tertambat pada gadis muda bernama Fatmawati. Padahal Sukarno masih menjadi suami Inggit Garnasih, perempuan yang lebih tua 12 tahun dan selalu menjadi perisai baginya ketika di penjara maupun dalam pengasingan. Kini, Inggit harus rela melihat sang suami jatuh cinta. Di tengah kemelut rumah tangganya, Jepang datang mengobarkan perang Asia Timur Raya. Berahi politik Soekarno kembali bergelora.
Hatta dan Sjahrir, rival politik Sukarno, mengingatkan bahwa Jepang tidak kalah bengisnya dibanding Belanda. Tapi Sukarno punya keyakinan, Jika kita cerdik, kita bisa memanfaatkan Jepang untuk meraih kemerdekaan. Hatta terpengaruh, tetapi Sjahrir tidak. Kelompok pemuda progresif pengikut Sjahrir bahkan mencemooh Sukarno-Hatta sebagai kolaborator. Keyakinan Sukarno tak goyah.
Sekarang, kemerdekaan Indonesia terwujud pada tanggal 17 Agustus 1945. Di atas kereta kuda, Haji Oemar Said (HOS) Cokroaminoto berwejang kepada Sukarno muda: Manusia itu sama misteriusnya dengan alam, tetapi jika kau bisa menggenggam hatinya, mereka akan mengikutimu. Kalimat ini selalu dipegang Sukarno sampai dia mewujudkan mimpinya: Indonesia Merdeka!
[post_title] => Soekarno: Indonesia Merdeka
[post_excerpt] =>
[post_status] => publish
[comment_status] => closed
[ping_status] => closed
[post_password] =>
[post_name] => soekarno-indonesia-merdeka
[to_ping] =>
[pinged] =>
[post_modified] => 2020-12-23 07:12:59
[post_modified_gmt] => 2020-12-23 07:12:59
[post_content_filtered] =>
[post_parent] => 0
[guid] => https://arsip.festivalfilm.id/?post_type=film&p=5114
[menu_order] => 0
[post_type] => film
[post_mime_type] =>
[comment_count] => 0
[filter] => raw
)
-
2019
Nominasi Skenario Adaptasi Terbaik
Soekarno: Indonesia Merdeka
WP_Post Object
(
[ID] => 7208
[post_author] => 3
[post_date] => 2020-12-22 12:03:22
[post_date_gmt] => 2020-12-22 12:03:22
[post_content] =>
[post_title] => Cinta Tapi Beda
[post_excerpt] =>
[post_status] => publish
[comment_status] => closed
[ping_status] => closed
[post_password] =>
[post_name] => cinta-tapi-beda
[to_ping] =>
[pinged] =>
[post_modified] => 2020-12-22 12:03:22
[post_modified_gmt] => 2020-12-22 12:03:22
[post_content_filtered] =>
[post_parent] => 0
[guid] => https://arsip.festivalfilm.id/?post_type=film&p=7208
[menu_order] => 0
[post_type] => film
[post_mime_type] =>
[comment_count] => 0
[filter] => raw
)
-
2019
Nominasi Sutradara Terbaik
Cinta Tapi Beda
WP_Post Object
(
[ID] => 7352
[post_author] => 3
[post_date] => 2020-12-22 15:42:06
[post_date_gmt] => 2020-12-22 15:42:06
[post_content] => Perahu Kertas mengisahkan pasang surut hubungan dua anak manusia, yaitu Kugy dan Keenan. Kugy adalah seorang gadis tomboy, periang, dan yang percaya bahwa dirinya adalah agen Dewa Neptunus. Kugy selalu memiliki "ritual" unik, yaitu menulis setiap curahan hatinya ke selembar kertas, yang lalu dibuatnya menjadi perahu untuk kemudian dihanyutkan ke air. Meskipun sekilas dia gadis periang yang slenge-an, namun dia memiliki pandangan hidup yang cenderung filosofis.
Keenan, pelukis muda berbakat, dipaksa untuk kuliah di Fakultas Ekonomi oleh ayahnya. Bersama dengan sahabat Kugy sejak kecil, Noni, serta pacar Noni, yakni Eko, yang juga adalah sepupu Keenan, mereka berempat menjadi geng kompak. Dari yang semula saling mengagumi, Kugy dan Keenan diam-diam saling jatuh cinta. Tapi berbagai hal menghalangi mereka. Tak hanya itu, persahabatan Kugy dan Noni pecah ketika Kugy, demi menjaga hatinya, tak datang pada pesta ulang tahun Noni yang diadakan di rumah Wanda.
Keenan akhirnya pergi ke rumah Pak Wayan, seorang pelukis teman lama Lena, sekaligus mentor Keenan melukis. Dalam suasana hati yang gundah, kreativitas melukis Keenan buntu. Luhde, keponakan Pak Wayan, berhasil mengembalikan semangat Keenan. Seorang kolektor langganan galeri Wayan bernama Remi menjadi pembeli pertama. Ingin cepat meninggalkan Bandung dan lingkungan lamanya, Kugy berjuang untuk lulus cepat.
Begitu lulus sidang, kakak Kugy yang bernama Karel membantu agar Kugy magang di biro iklan bernama AdVocaDo milik temannya, yaitu Remi. Prestasi kerja Kugy cemerlang, dan menarik perhatian Remi.
[post_title] => Perahu Kertas
[post_excerpt] =>
[post_status] => publish
[comment_status] => closed
[ping_status] => closed
[post_password] =>
[post_name] => perahu-kertas
[to_ping] =>
[pinged] =>
[post_modified] => 2020-12-22 15:42:06
[post_modified_gmt] => 2020-12-22 15:42:06
[post_content_filtered] =>
[post_parent] => 0
[guid] => https://arsip.festivalfilm.id/?post_type=film&p=7352
[menu_order] => 0
[post_type] => film
[post_mime_type] =>
[comment_count] => 0
[filter] => raw
)
-
2019
Nominasi Sutradara Terbaik
Perahu Kertas
WP_Post Object
(
[ID] => 7430
[post_author] => 3
[post_date] => 2020-12-22 18:10:23
[post_date_gmt] => 2020-12-22 18:10:23
[post_content] => Tan Kat Sun, pemeluk Konghucu/Buddha dan pemilik restoran masakan Tiongkok yang sudah sakit-sakitan, sangat sadar lingkungan, hingga cara masak dan peralatan masak dipisah secara tajam antara yang halal dan non-halal. Ia bermasalah dengan anaknya, Ping Hen alias Hendra, yang memiliki visi tersendiri dalam bisnis.
Soleh, Islam dan pengangguran yang rajin menjalankan ibadah, selalu gundah akan keadaan dirinya, sementara istrinya, Menuk, yang berjilbab bekerja di restoran Tan Kat Sun. Menuk yang praktis menjadi tiang keluarga, tampil sebagai istri teladan.
Rika, janda berputra tunggal, meneruskan usaha keluarga: toko buku. Atas pilihannya sendiri, ia belajar agama Katolik dan ingin dibaptis, sementara mendorong putranya untuk memperdalam agama Islam di masjid setempat. Ia juga bersahabat dengan Surya, yang bercita-cita menjadi aktor hebat tapi bernasib masih mendapat kesempatan peran-peran kecil. Saking tidak punya uang, ia menginap di masjid.
Kisah yang berputar pada permasalahan masing-masing keluarga dan perorangan tadi, berkelindan dengan masalah sosial masyarakat: kebencian antaretnis/agama, radikalisme agama dalam bentuk peristiwa penusukan pastor dan bom di gereja, perusakan restoran, juga usaha-usaha untuk menengahinya.
[post_title] => ?
[post_excerpt] =>
[post_status] => publish
[comment_status] => closed
[ping_status] => closed
[post_password] =>
[post_name] => tanda-tanya
[to_ping] =>
[pinged] =>
[post_modified] => 2020-12-22 18:10:23
[post_modified_gmt] => 2020-12-22 18:10:23
[post_content_filtered] =>
[post_parent] => 0
[guid] => https://arsip.festivalfilm.id/?post_type=film&p=7430
[menu_order] => 0
[post_type] => film
[post_mime_type] =>
[comment_count] => 0
[filter] => raw
)
-
2019
Nominasi Film Bioskop Terbaik
?
WP_Post Object
(
[ID] => 7430
[post_author] => 3
[post_date] => 2020-12-22 18:10:23
[post_date_gmt] => 2020-12-22 18:10:23
[post_content] => Tan Kat Sun, pemeluk Konghucu/Buddha dan pemilik restoran masakan Tiongkok yang sudah sakit-sakitan, sangat sadar lingkungan, hingga cara masak dan peralatan masak dipisah secara tajam antara yang halal dan non-halal. Ia bermasalah dengan anaknya, Ping Hen alias Hendra, yang memiliki visi tersendiri dalam bisnis.
Soleh, Islam dan pengangguran yang rajin menjalankan ibadah, selalu gundah akan keadaan dirinya, sementara istrinya, Menuk, yang berjilbab bekerja di restoran Tan Kat Sun. Menuk yang praktis menjadi tiang keluarga, tampil sebagai istri teladan.
Rika, janda berputra tunggal, meneruskan usaha keluarga: toko buku. Atas pilihannya sendiri, ia belajar agama Katolik dan ingin dibaptis, sementara mendorong putranya untuk memperdalam agama Islam di masjid setempat. Ia juga bersahabat dengan Surya, yang bercita-cita menjadi aktor hebat tapi bernasib masih mendapat kesempatan peran-peran kecil. Saking tidak punya uang, ia menginap di masjid.
Kisah yang berputar pada permasalahan masing-masing keluarga dan perorangan tadi, berkelindan dengan masalah sosial masyarakat: kebencian antaretnis/agama, radikalisme agama dalam bentuk peristiwa penusukan pastor dan bom di gereja, perusakan restoran, juga usaha-usaha untuk menengahinya.
[post_title] => ?
[post_excerpt] =>
[post_status] => publish
[comment_status] => closed
[ping_status] => closed
[post_password] =>
[post_name] => tanda-tanya
[to_ping] =>
[pinged] =>
[post_modified] => 2020-12-22 18:10:23
[post_modified_gmt] => 2020-12-22 18:10:23
[post_content_filtered] =>
[post_parent] => 0
[guid] => https://arsip.festivalfilm.id/?post_type=film&p=7430
[menu_order] => 0
[post_type] => film
[post_mime_type] =>
[comment_count] => 0
[filter] => raw
)
-
2019
Nominasi Sutradara Terbaik
?
WP_Post Object
(
[ID] => 7437
[post_author] => 3
[post_date] => 2020-12-22 18:24:04
[post_date_gmt] => 2020-12-22 18:24:04
[post_content] => Wahyu memiliki kemampuan luar biasa dalam bermain sepakbola. Ia tinggal di Desa Langitan di lereng gunung Bromo bersama ayahnya, penjual minuman hangat di kawasan wisata gunung api itu, dan ibunya. Demi membahagiakan orangtuanya, Wahyu memanfaatkan keahliannya dalam bermain bola dengan menjadi pemain sewaan dan bermain bola dari satu tim desa ke tim desa lain dengan bantuan Hasan, pamannya. Pak Darto, ayah Wahyu sangat tidak menyukai apa yang dilakukan anaknya.
Keahlian istimewanya tak sengaja dilihat oleh pelatih Timo yang tengah hiking bersama Matias di lereng Bromo. Timo kemudian menawari Wahyu untuk datang ke Malang dan menjalani tes bersama Persema Malang. Berbagai ujian dalam meraih kesempatan emas bermain bersama Irfan Bachdim dan Kim Kurniawan di Persema mendapat banyak halangan. Selain harus memilih antara cintanya kepada Indah dan impiannya untuk bermain bola di jenjang yang lebih tinggi, Wahyu juga harus mampu meyakinkan Pak Darto. Belum lagi ternyata Hasan memiliki kepentingannya sendiri terhadap Wahyu.
Selain berbagai rintangan yang harus ia hadapi, layaknya seorang pemain bola sebelum mencetak gol, Wahyu juga harus menghadapi tantangan terakhir dari dirinya sendiri. Sebuah penyakit yang biasa menyerang anak-anak usia enam belas tahun seperti Wahyu.
[post_title] => Tendangan dari Langit
[post_excerpt] =>
[post_status] => publish
[comment_status] => closed
[ping_status] => closed
[post_password] =>
[post_name] => tendangan-dari-langit
[to_ping] =>
[pinged] =>
[post_modified] => 2020-12-22 18:24:04
[post_modified_gmt] => 2020-12-22 18:24:04
[post_content_filtered] =>
[post_parent] => 0
[guid] => https://arsip.festivalfilm.id/?post_type=film&p=7437
[menu_order] => 0
[post_type] => film
[post_mime_type] =>
[comment_count] => 0
[filter] => raw
)
-
2019
Nominasi Sutradara Terbaik
Tendangan dari Langit
WP_Post Object
(
[ID] => 7430
[post_author] => 3
[post_date] => 2020-12-22 18:10:23
[post_date_gmt] => 2020-12-22 18:10:23
[post_content] => Tan Kat Sun, pemeluk Konghucu/Buddha dan pemilik restoran masakan Tiongkok yang sudah sakit-sakitan, sangat sadar lingkungan, hingga cara masak dan peralatan masak dipisah secara tajam antara yang halal dan non-halal. Ia bermasalah dengan anaknya, Ping Hen alias Hendra, yang memiliki visi tersendiri dalam bisnis.
Soleh, Islam dan pengangguran yang rajin menjalankan ibadah, selalu gundah akan keadaan dirinya, sementara istrinya, Menuk, yang berjilbab bekerja di restoran Tan Kat Sun. Menuk yang praktis menjadi tiang keluarga, tampil sebagai istri teladan.
Rika, janda berputra tunggal, meneruskan usaha keluarga: toko buku. Atas pilihannya sendiri, ia belajar agama Katolik dan ingin dibaptis, sementara mendorong putranya untuk memperdalam agama Islam di masjid setempat. Ia juga bersahabat dengan Surya, yang bercita-cita menjadi aktor hebat tapi bernasib masih mendapat kesempatan peran-peran kecil. Saking tidak punya uang, ia menginap di masjid.
Kisah yang berputar pada permasalahan masing-masing keluarga dan perorangan tadi, berkelindan dengan masalah sosial masyarakat: kebencian antaretnis/agama, radikalisme agama dalam bentuk peristiwa penusukan pastor dan bom di gereja, perusakan restoran, juga usaha-usaha untuk menengahinya.
[post_title] => ?
[post_excerpt] =>
[post_status] => publish
[comment_status] => closed
[ping_status] => closed
[post_password] =>
[post_name] => tanda-tanya
[to_ping] =>
[pinged] =>
[post_modified] => 2020-12-22 18:10:23
[post_modified_gmt] => 2020-12-22 18:10:23
[post_content_filtered] =>
[post_parent] => 0
[guid] => https://arsip.festivalfilm.id/?post_type=film&p=7430
[menu_order] => 0
[post_type] => film
[post_mime_type] =>
[comment_count] => 0
[filter] => raw
)
-
2019
Nominasi Cerita Asli Terbaik
?
WP_Post Object
(
[ID] => 1514
[post_author] => 3
[post_date] => 2020-08-29 08:15:05
[post_date_gmt] => 2020-08-29 08:15:05
[post_content] => Ini adalah kisah dua anak manusia yang meramu cinta di atas pentas pergelutan tanah kolonial awal abad 20. Inilah kisah Minke dan Annelies. Cinta yang hadir di hati Minke untuk Annelies, membuatnya mengalami pergulatan batin tak berkesudahan. Dia, pemuda pribumi, Jawa totok. Sementara Annelies, gadis Indo Belanda anak seorang Nyai. Bapak Minke yang baru saja diangkat jadi Bupati, tak pernah setuju Minke dekat dengan keluarga Nyai, sebab posisi Nyai di masa itu dianggap sama rendah dengan binatang peliharaan. Namun Nyai yang satu ini, Nyai Ontosoroh, ibunda Annelies, berbeda. Minke mengagumi segala pemikiran dan perjuangannya melawan keangkuhan hegemoni bangsa kolonial. Bagi Minke, Nyai Ontosoroh adalah cerminan modernisasi yang kala itu sedang memulai geliatnya. Ketika keangkuhan hukum kolonial mencoba merenggut paksa Annelies dari sisi Minke, Nyai Ontosoroh pula yang meletupkan semangat agar Minke terus maju dan memekikkan satu kata, “Lawan!”
[post_title] => Bumi Manusia
[post_excerpt] =>
[post_status] => publish
[comment_status] => closed
[ping_status] => closed
[post_password] =>
[post_name] => bumi-manusia
[to_ping] =>
[pinged] =>
[post_modified] => 2020-08-29 08:15:05
[post_modified_gmt] => 2020-08-29 08:15:05
[post_content_filtered] =>
[post_parent] => 0
[guid] => https://arsip.festivalfilm.id/?post_type=film&p=1514
[menu_order] => 0
[post_type] => film
[post_mime_type] =>
[comment_count] => 0
[filter] => raw
)
-
2019
Nominasi Sutradara Terbaik
Bumi Manusia