Terhitung, Guillaume telah bekerja selama 25 tahun terakhir di delapan negara berbeda. Ia mendedikasikan diri untuk meningkatkan jejak budaya Indonesia di luar negeri, sekaligus memprakarsai sejumlah usaha di bidang film termasuk East West Synergy pada 2014, sebuah rumah produksi yang didirikan di Jakarta. Sebelumnya, Guillaume memproduseri film laga fiksi ilmiah Foxtrot Six (2019) dan menjadi eksekutif produser untuk film dokumenter Legacy of Java (2020). Tercatat, ia juga merupakan anggota AACTA (Akademi Seni Sinema & Televisi Australia) dan APROFI (Asosiasi Produser Film Indonesia).
WP_Post Object
(
[ID] => 6018
[post_author] => 3
[post_date] => 2020-12-05 11:14:33
[post_date_gmt] => 2020-12-05 11:14:33
[post_content] => Susi Susanti sudah jadi sensasi bulutangkis pada usia 14 tahun dan berkembang menjadi atlet paling dicintai di Indonesia. Di bawah bimbingan pelatihnya, Liang Chiu Sia dan didorong oleh janji kepada ayahnya, Susi berhasil mendapatkan pengakuan Internasional karena memenangkan medali emas Olimpiade pertama untuk Indonesia. Ketika terjadi gejolak ekonomi, Susi menggunakan kesempatan tersebut untuk menunjukkan bahwa kepahlawanan tidak diukur oleh tingginya kesuksesan seseorang, tetapi oleh kedalaman pengorbanan seseorang.
[post_title] => Susi Susanti: Love All
[post_excerpt] =>
[post_status] => publish
[comment_status] => closed
[ping_status] => closed
[post_password] =>
[post_name] => susi-susanti-love-all
[to_ping] =>
[pinged] =>
[post_modified] => 2020-12-05 11:26:45
[post_modified_gmt] => 2020-12-05 11:26:45
[post_content_filtered] =>
[post_parent] => 0
[guid] => https://arsip.festivalfilm.id/?post_type=film&p=6018
[menu_order] => 0
[post_type] => film
[post_mime_type] =>
[comment_count] => 0
[filter] => raw
)
-
2020
Nominasi Film Cerita Panjang Terbaik
Susi Susanti: Love All