Arsip Festival Film Indonesia

G. Djaduk Ferianto

19 Juli 1964 - 13 November 2019

R.M. Gregorius Djaduk Ferianto (lahir di Yogyakarta – meninggal di Yogyakarta) adalah seorang aktor, sutradara, dan musikus berkebangsaan Indonesia. Ia adalah putra bungsu dari Bagong Kussudiardja, koreografer dan pelukis senior Indonesia, serta adik kandung dari Butet Kartaredjasa, aktor dan pemain teater asal Indonesia. Dalam bermusik, dia lebih berkonsentrasi pada penggalian musik-musik tradisi. Djaduk adalah salah satu anggota dari kelompok musik Kua Etnika, musik humor Sinten Remen, dan Teater Gandrik. Selain bermusik, dia juga menyutradarai beberapa pertunjukan teater dan menggarap ilustrasi musik untuk sinetron di televisi.

 

Djaduk pernah mendirikan Kelompok Rheze yang tahun 1978 pernah dinobatkan sebagai Juara I Musik Humor tingkat Nasional, mendirikan Kelompok Musik Kreatif Wathathitha. Pada tahun 1995, bersama dengan kakaknya, Butet Kertaradjasa dan Purwanto, mendirikan Kelompok Kesenian Kua Etnika, yang merupakan penggalian atas musik etnik dengan pendekatan modern. Pada tahun 1997, Djaduk mengolah musik keroncong dengan mendirikan Orkes Sinten Remen.

2 Nominasi

    WP_Post Object ( [ID] => 7347 [post_author] => 3 [post_date] => 2020-12-22 15:28:30 [post_date_gmt] => 2020-12-22 15:28:30 [post_content] => Kisah renungan uskup pertama asli Indonesia, Monsinyur A Soegijapranata SJ, sejak ditahbiskan hingga berakhirnya perang melawan Belanda (1940-1949). Satu dasawarsa penuh gejolak ini ditandai dengan akhir penjajahan Belanda, masuk dan berlangsungnya penjajahan Jepang, proklamasi kemerdekaan RI, dan kembalinya Belanda yang ingin menguasai Indonesia. Peristiwa-peristiwa ini tidak saja membuat Soegija menuliskan renungan berupa catatan harian penuh makna, tapi juga harus bertindak untuk mengatasi kekacauan yang berakibat pada penderitaan rakyat. Ia mencoba berperan di tingkat lokal maupun politik nasional dan internasional. Tidak mengherankan, bila Presiden Soekarno memberi penghargaan dengan gelar Pahlawan Nasional. Untuk bisa menggambarkan peran tadi, film ini banyak menampilkan tokoh-tokoh nyata tapi difiksikan baik dari Indonesia, Jepang, Belanda, sipil maupun militer dalam peristiwa-peristiwa keseharian yang direkonstruksi dengan cukup detil. Kesemuanya menekankan bahwa kemanusiaan lah yang unggul. [post_title] => Soegija [post_excerpt] => [post_status] => publish [comment_status] => closed [ping_status] => closed [post_password] => [post_name] => soegija [to_ping] => [pinged] => [post_modified] => 2020-12-22 15:28:30 [post_modified_gmt] => 2020-12-22 15:28:30 [post_content_filtered] => [post_parent] => 0 [guid] => https://arsip.festivalfilm.id/?post_type=film&p=7347 [menu_order] => 0 [post_type] => film [post_mime_type] => [comment_count] => 0 [filter] => raw )
  • 2012 Nominasi Film Terbaik Soegija
  • WP_Post Object ( [ID] => 7347 [post_author] => 3 [post_date] => 2020-12-22 15:28:30 [post_date_gmt] => 2020-12-22 15:28:30 [post_content] => Kisah renungan uskup pertama asli Indonesia, Monsinyur A Soegijapranata SJ, sejak ditahbiskan hingga berakhirnya perang melawan Belanda (1940-1949). Satu dasawarsa penuh gejolak ini ditandai dengan akhir penjajahan Belanda, masuk dan berlangsungnya penjajahan Jepang, proklamasi kemerdekaan RI, dan kembalinya Belanda yang ingin menguasai Indonesia. Peristiwa-peristiwa ini tidak saja membuat Soegija menuliskan renungan berupa catatan harian penuh makna, tapi juga harus bertindak untuk mengatasi kekacauan yang berakibat pada penderitaan rakyat. Ia mencoba berperan di tingkat lokal maupun politik nasional dan internasional. Tidak mengherankan, bila Presiden Soekarno memberi penghargaan dengan gelar Pahlawan Nasional. Untuk bisa menggambarkan peran tadi, film ini banyak menampilkan tokoh-tokoh nyata tapi difiksikan baik dari Indonesia, Jepang, Belanda, sipil maupun militer dalam peristiwa-peristiwa keseharian yang direkonstruksi dengan cukup detil. Kesemuanya menekankan bahwa kemanusiaan lah yang unggul. [post_title] => Soegija [post_excerpt] => [post_status] => publish [comment_status] => closed [ping_status] => closed [post_password] => [post_name] => soegija [to_ping] => [pinged] => [post_modified] => 2020-12-22 15:28:30 [post_modified_gmt] => 2020-12-22 15:28:30 [post_content_filtered] => [post_parent] => 0 [guid] => https://arsip.festivalfilm.id/?post_type=film&p=7347 [menu_order] => 0 [post_type] => film [post_mime_type] => [comment_count] => 0 [filter] => raw )
  • 2012 Nominasi Tata Musik Terbaik Soegija