Arsip Festival Film Indonesia

Endhita

3 November 1975

Endhita Wibisono (lahir di Jakarta) adalah model dan pemeran wanita berkebangsaan Indonesia. Mantan finalis Wajah Femina 1997 ini pernah membintangi film Belahan Jiwa, Untuk Rena, Jatuh Cinta Lagi, Bangsal 13 dan Missing.

 

Anak bungsu dari tiga bersaudara pasangan Oentoeng Wibisono dan Supramiatien ini terjun di dunia hiburan Indonesia sejak menjadi finalis Wajah Femina 1997. Awalnya dia hanya coba-coba setelah membantu temannya mendaftar dalam pemilihan model sebuah majalah wanita.

 

Dengan bekal nol besar di dunia modelling, Endhita akhirnya mengikuti sekolah modeling di John Casablanca. Endhita memulai babak baru. Dia belajar jalan di catwalk, belajar bagaimana berpenampilan sebagai model, hingga tekun mengamati cara berdandan. Sampai akhirnya karier modelnya melejit sejak bergabung bersama Look Models.

 

Tak hanya di dunia model, Endhita juga merambah seni peran, baik di layar kaca maupun layar lebar. Beberapa sinetron yang pernah dibintanginya antara lain, Pengantin Remaja, Petualangan si Roy (SCTV), Namaku Arjuna, dan Seperti Rembulan. Sedangkan debut layar lebarnya adalah Titik Hitam (2002). Setelah itu Endhita juga membintangi Belahan Jiwa, Untuk Rena, Jatuh Cinta Lagi, Bangsal 13 dan Missing. Endhita juga pernah menjadi presenter untuk acara G-21 (Indosiar) dan Look Fashion (Metro TV).

1 Nominasi

    WP_Post Object ( [ID] => 7430 [post_author] => 3 [post_date] => 2020-12-22 18:10:23 [post_date_gmt] => 2020-12-22 18:10:23 [post_content] => Tan Kat Sun, pemeluk Konghucu/Buddha dan pemilik restoran masakan Tiongkok yang sudah sakit-sakitan, sangat sadar lingkungan, hingga cara masak dan peralatan masak dipisah secara tajam antara yang halal dan non-halal. Ia bermasalah dengan anaknya, Ping Hen alias Hendra, yang memiliki visi tersendiri dalam bisnis.   Soleh, Islam dan pengangguran yang rajin menjalankan ibadah, selalu gundah akan keadaan dirinya, sementara istrinya, Menuk, yang berjilbab bekerja di restoran Tan Kat Sun. Menuk yang praktis menjadi tiang keluarga, tampil sebagai istri teladan.   Rika, janda berputra tunggal, meneruskan usaha keluarga: toko buku. Atas pilihannya sendiri, ia belajar agama Katolik dan ingin dibaptis, sementara mendorong putranya untuk memperdalam agama Islam di masjid setempat. Ia juga bersahabat dengan Surya, yang bercita-cita menjadi aktor hebat tapi bernasib masih mendapat kesempatan peran-peran kecil. Saking tidak punya uang, ia menginap di masjid.   Kisah yang berputar pada permasalahan masing-masing keluarga dan perorangan tadi, berkelindan dengan masalah sosial masyarakat: kebencian antaretnis/agama, radikalisme agama dalam bentuk peristiwa penusukan pastor dan bom di gereja, perusakan restoran, juga usaha-usaha untuk menengahinya. [post_title] => ? [post_excerpt] => [post_status] => publish [comment_status] => closed [ping_status] => closed [post_password] => [post_name] => tanda-tanya [to_ping] => [pinged] => [post_modified] => 2020-12-22 18:10:23 [post_modified_gmt] => 2020-12-22 18:10:23 [post_content_filtered] => [post_parent] => 0 [guid] => https://arsip.festivalfilm.id/?post_type=film&p=7430 [menu_order] => 0 [post_type] => film [post_mime_type] => [comment_count] => 0 [filter] => raw )
  • 2011 Nominasi Pemeran Pendukung Wanita Terbaik ?