Arsip Festival Film Indonesia

Dian Sastrowardoyo

16 Maret 1982

Dian Paramita Sastrowardoyo, S.Fil., M.M. yang populer dengan nama Dian Sastrowardoyo atau Dian Sastro adalah seorang pemeran berkebangsaan Indonesia. Dian Sastrowardoyo meraih kepopuleran setelah tampil memukau di film Pasir Berbisik tahun 2001, dan sebagai Cinta dalam film Ada Apa Dengan Cinta? tahun 2002. Setelah vakum selama 6 tahun pasca menikah Dian kembali tampil memukau di film 7/24 tahun 2014 dan Ada Apa Dengan Cinta? 2.

 

Dian Sastrowardoyo memulai kariernya di dunia hiburan pada tahun 1996, sebagai juara pertama di ajang GADIS Sampul majalah GADIS. Ia disebut-sebut sebagai ikon kebangkitan film nasional bersama rekannya di film Ada Apa dengan Cinta?, Nicholas Saputra. Film pertamanya Bintang Jatuh (2000), karya Rudi Sujarwo, diedarkan indie di kampus-kampus dan tidak ditayangkan di bioskop. Di film tersebut, Dian beradu akting dengan Marcella Zalianty, Garry Iskak, dan Indra Birowo. Film selanjutnya pada tahun 2001, Pasir Berbisik menyandingkannya untuk beradu akting dengan Christine Hakim, Slamet Rahardjo, dan Didi Petet. Lewat film ini, Dian dianugerahi pemeran wanita terbaik pada Festival Film Internasional Singapura (2002) dan Festival Film Asia di Deauville, Prancis (2002).

 

Melanjutkan kariernya di dunia film Indonesia, ia berperan di film pendek yang berjudul Drupadi, di mana ia juga bertindak sebagai produser di film ini.

 

Pembawa obor di ajang Olimpiade 2008 ini kembali disandingkan bersama Nicholas Saputra pada film yang berjudul 3 Doa 3 Cinta yang merupakan film dengan nuansa religius yang dibesut oleh sutradara Nurman Hakim. Di ajang International Festival of Asian Cinema Vesoul, 3 Doa 3 Cinta berhasil membawa pulang penghargaan Grand Prize of the International Jury. Dian juga berkesempatan melangkahkan kakinya di Cannes Film Festival 2012 di Prancis mewakili Asia Tenggara sebagai brand ambassador L'Oreal Paris yang merupakan official make-up gelaran bergengsi tersebut.

 

Tahun 2016, nama Dian Sastrowardoyo kembali tayang di layar lebar dalam sekuel kedua film legendarisnya, Ada Apa Dengan Cinta? 2. Dian juga kembali bermain film layar lebar, Kartini yang tayang di bulan April tahun 2017. Lalu di tahun 2018, Dian ikut membintangi film The Night Comes For Us yang tayang perdana pada Fantastic Fest pada tanggal 22 September 2018, dan kemudian tayang melalui jaringan Netflix pada tanggal 19 Oktober 2018. Tidak berhenti di sana, masih di bulan September tahun 2018, Dian juga bermain di film layar lebar berjudul Aruna & Lidahnya.

2 Nominasi

    WP_Post Object ( [ID] => 1861 [post_author] => 3 [post_date] => 2020-08-30 10:06:09 [post_date_gmt] => 2020-08-30 10:06:09 [post_content] => Ahli wabah Aruna Rai yang juga pencinta makanan ditugasi oleh perusahaannya untuk menyelidiki kasus flu burung di beberapa tempat di Indonesia. Aruna pergi bersama temannya Bono, seorang koki profesional yang ingin menemukan resep kuliner Indonesia yang otentik bersama dengan Nadezhda, seorang kritikus kuliner yang ingin menulis sebuah buku. Mereka melawat Surabaya, Pamekasan (Jawa Timur), Pontianak, dan Singkawang (Kalimantan Barat) untuk melakukan penyelidikan kasus flu burung yang hanya dilakukan Aruna sekaligus juga berwisata kuliner. Di Surabaya, mereka bertemu mantan teman kantor Aruna bernama Farish—Aruna memiliki perasaan cinta terhadap Farish—yang juga menangani kasus flu burung.   Sepanjang perjalanan, Aruna merasakan sesuatu yang janggal dalam penyelidikan dan dipaksa untuk menghadapi keraguannya bersama dengan masalahnya yang belum terselesaikan terhadap Farish. Akhirnya, Aruna mengetahui bahwa kasus flu burung tersebut hanyalah akal-akalan pejabat pemerintahan yang ingin melakukan korupsi terhadap dana kesehatan. Aruna kemudian berjaya membongkar kejahatan para pejabat pemerintahan dan memecahkan permasalahannya dengan Farish. [post_title] => Aruna & Lidahnya [post_excerpt] => [post_status] => publish [comment_status] => closed [ping_status] => closed [post_password] => [post_name] => aruna-dan-lidahnya [to_ping] => [pinged] => [post_modified] => 2020-12-19 09:01:12 [post_modified_gmt] => 2020-12-19 09:01:12 [post_content_filtered] => [post_parent] => 0 [guid] => https://arsip.festivalfilm.id/?post_type=film&p=1861 [menu_order] => 0 [post_type] => film [post_mime_type] => [comment_count] => 0 [filter] => raw )
  • 2018 Nominasi Pemeran Utama Wanita Terbaik Aruna & Lidahnya
  • WP_Post Object ( [ID] => 6760 [post_author] => 3 [post_date] => 2020-12-19 09:24:10 [post_date_gmt] => 2020-12-19 09:24:10 [post_content] => Film ini bercerita tentang Kartini yang tumbuh dengan melihat langsung ibunya yang bernama Ngasirah menjadi orang terbuang di rumahnya sendiri. Hal ini terjadi dikarenakan tidak memiliki darah ningrat dan menjadi seorang pembantu. Sang ayah bernama Raden Sosroningrat yang sangat mencintai Kartini tidak berdaya melawan tradisi yang sudah turun temurun. Sepanjang perjalanan hidupnya, Kartini berjuang untuk menyetarakan hak bagi semua orang baik ningrat ataupun bukan. Terutama hak pendidikan untuk perempuan, Bersama kedua saudarinya yang bernama Roekmini dan Kardinah, Kartini berjuang mendirikan sekolah untuk kaum miskin dan menciptakan lapangan pekerjaan bagi semua masyarakat Jepara. [post_title] => Kartini [post_excerpt] => [post_status] => publish [comment_status] => closed [ping_status] => closed [post_password] => [post_name] => kartini [to_ping] => [pinged] => [post_modified] => 2020-12-19 09:31:22 [post_modified_gmt] => 2020-12-19 09:31:22 [post_content_filtered] => [post_parent] => 0 [guid] => https://arsip.festivalfilm.id/?post_type=film&p=6760 [menu_order] => 0 [post_type] => film [post_mime_type] => [comment_count] => 0 [filter] => raw )
  • 2018 Nominasi Pemeran Utama Wanita Terbaik Kartini